Stylo Indonesia - Beyonce kembali menorehkan sejarah di dunia musik, setelah isu keterlibatannya dengan kasus kejahatan P Diddy.
Pada Grammy Awards 2025, Beyonce mencetak rekor dengan meraih 11 nominasi.
Hal ini tentu menjadikan Beyonce sebagai artis dengan nominasi Grammy Awards terbanyak sepanjang masa, yaitu 99 nominasi.
Jumlah tersebut melampaui rekor sebelumnya yang dipegang bersama sang suami Beyonce, Jay-Z, dengan 88 nominasi.
Tidak hanya itu, Beyonce juga mencatatkan diri sebagai wanita dengan jumlah nominasi terbanyak dalam satu tahun, melampaui rekor Lauryn Hill yang mendapatkan 10 nominasi pada Grammy Awards 1999.
Baca Juga: Liam Payne Meninggal, Nama Beyonce Kembali Diseret dalam Kematian Tragis Bintang Dunia
Pada Grammy tahun ini, album terbaru Beyonce, Cowboy Carter, masuk dalam kategori bergengsi seperti Album of the Year.
Album ini mencerminkan eksplorasi baru Beyonce di genre country, dengan sentuhan dan penghormatan pada warisan budaya Afrika-Amerika dalam musik country.
Selain itu, album ini juga berhasil mencatatkan sejarah sebagai album pertama oleh wanita kulit hitam yang menduduki puncak tangga lagu Billboard Top Country Albums.
Baca Juga: Dikira Beyonce Oleh Netizen, Bunga Citra Lestari Tampil Beda dengan Rambut Blonde Panjang
Salah satu single di album ini, Texas Hold 'Em, sukses masuk nominasi Record of the Year dan Song of the Year, serta beberapa nominasi lain di kategori pop dan rap.
Cowboy Carter dianggap sebagai proyek berani Beyonce yang mengedepankan suara otentik di dunia musik country yang didominasi oleh seniman kulit putih.
Sayangnya, album ini diabaikan oleh pemilih Country Music Awards pada bulan September, yang menimbulkan reaksi dari penggemar dan ahli musik.
Selain Beyonce, Grammy Awards 2025 juga diramaikan oleh beberapa artis populer lainnya seperti Billie Eilish, Charli XCX, Kendrick Lamar, dan Post Malone dengan masing-masing tujuh nominasi.
Taylor Swift, Chappell Roan, dan Sabrina Carpenter menyusul dengan masing-masing enam nominasi.
Di balik sukses besar ini, perhatian publik juga tertuju pada dampak kasus P Diddy, rapper dan produser yang menghadapi gugatan hukum terkait pelanggaran etika di industri musik.
Kasus ini disebut-sebut telah membuka kembali diskusi tentang transparansi dan keadilan dalam Grammy Awards, terutama soal pemilihan nominasi dan penghargaan.
Sebagian pihak menyebut bahwa kasus ini dapat memengaruhi persepsi terhadap sistem pemilihan Grammy yang kerap dinilai tidak adil bagi seniman kulit hitam.
Beyonce dan Jay-Z juga pernah menyuarakan kritik terhadap Grammy, menyoroti bagaimana seniman kulit hitam sering kali diabaikan dalam kategori utama seperti Album of the Year, meskipun mereka memimpin dalam kategori nominasi dan berkontribusi besar dalam industri musik.
Baca Juga: Akhirnya Beyonce Buka Suara, Bantah Tudingan Terlibat Skandal P Diddy
Jason Lipshutz, editor eksekutif Billboard, menyebut bahwa kali ini peluang Beyonce untuk meraih kemenangan di kategori Album of the Year terbuka lebar, mengingat kuatnya pesan budaya dalam Cowboy Carter dan reaksi positif dari penggemar dan kritikus.
Namun, waktu akan menentukan apakah Beyonce akhirnya dapat membawa pulang trofi yang telah lama diharapkannya.
Dengan prestasi gemilang ini, Beyonce semakin memperkokoh posisinya di industri musik global.
Sementara Grammy Awards 2025 menjadi panggung penting untuk melihat apakah Grammy akan mengakui nilai budaya dari karya seperti Cowboy Carter yang memiliki pesan mendalam tentang sejarah dan identitas, serta merespons sorotan publik terkait keadilan dan inklusi dalam penghargaan. (*)
Clara Ristiani
Baca Juga: Rambut Asli Beyonce Akhirnya Dipamerin, Masih Aja Dibilang Pakai Wig
KOMENTAR