Kehadiran Pesohor dan Misi Berkelanjutan
Peragaan busana CTI dihadiri oleh sejumlah pesohor, termasuk Annisa Pohan dan Diah Permatasari, yang menambah kemeriahan acara ini.
Selain memiliki misi untuk melestarikan budaya tenun di Indonesia, CTI juga mengembangkan inisiatif mode berkesinambungan dengan menggandeng berbagai pihak, termasuk desainer tekstil, sosiolog, dan ahli pewarnaan.
Pewarnaan Alami dan Upaya Pemberdayaan
Dalam proses pewarnaan, CTI menekankan penggunaan pewarna alami dan metode pewarnaan sintetis yang ramah lingkungan.
Melalui kampanye "Warna Alam" yang diadakan sejak 2016, CTI berhasil menyajikan berbagai kain dan busana yang seluruh pewarnaannya menggunakan bahan alami.
Sebagai upaya pemberdayaan, CTI juga mendirikan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Tenun Indonesia untuk meningkatkan standar kompetensi perajin.
LSP ini, yang terlisensi oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), bertujuan untuk mengesahkan para perajin dengan skema kompetensi yang beragam, termasuk pewarnaan alam dan pengelolaan industri tenun di seluruh Indonesia.
Hingga saat ini, LSP telah melakukan uji kompetensi di berbagai daerah, termasuk Sambas, Garut, dan Magelang.
Peragaan busana "Dialektika" oleh Cita Tenun Indonesia di Jakarta Fashion Week 2025 menjadi contoh nyata bagaimana tradisi dan inovasi dapat berpadu harmonis.
Dengan mengangkat kekayaan budaya tenun Indonesia, CTI tidak hanya merayakan keindahan kain tradisional, tetapi juga mengajak masyarakat untuk menghargai dan melestarikannya.
Melalui kolaborasi dan praktik berkelanjutan, CTI menunjukkan bahwa warisan budaya dapat tetap relevan di tengah dinamika dunia mode modern. (*)
Clara Ristiani
Baca Juga: JFW 2025 Resmi Digelar, Dimeriahkan oleh Ratusan Desainer Indonesia
GUESS Shimmer Soiree, Tampilkan Perpaduan Koleksi Terbaru yang Elegan dan Mewah
KOMENTAR