Stylo Indonesia - Kunyit, atau Curcuma longa, adalah salah satu rempah yang sudah dikenal luas di Indonesia.
Bukan hanya sebagai bumbu dapur, kunyit juga memiliki manfaat kesehatan yang luar biasa, salah satunya dalam membantu memperlancar haid.
Banyak perempuan yang mengalami siklus menstruasi tidak teratur atau nyeri haid beralih ke solusi alami seperti kunyit untuk mengatasi masalah ini.
Jadi, bagaimana kunyit bisa membantu? Simak ulasannya berikut ini!
Kandungan Aktif Kunyit yang Bermanfaat
Kunyit mengandung senyawa aktif yang disebut kurkumin. Kurkumin memiliki sifat anti-inflamasi dan antioksidan yang kuat, yang berperan dalam mengurangi peradangan di dalam tubuh.
Peradangan yang terjadi selama menstruasi seringkali menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan.
Dengan mengonsumsi kunyit, peradangan bisa ditekan, sehingga rasa sakit berkurang dan aliran darah lebih lancar.
Baca Juga: Merapatkan Miss V dengan Kunyit, Murah Meriah langsung Singset!
Kunyit dan Siklus Haid
Kurkumin dalam kunyit tidak hanya bermanfaat dalam mengatasi peradangan, tetapi juga memiliki efek menyeimbangkan hormon. Salah satu penyebab haid tidak teratur adalah ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron.
Kunyit membantu mengatur produksi hormon-hormon ini sehingga siklus haid menjadi lebih teratur.
Selain itu, kunyit dikenal sebagai emmenagogue, yaitu zat yang merangsang aliran darah di area panggul dan rahim, yang pada akhirnya membantu memperlancar haid.
Baca Juga: Jamu Kunyit Asam Bisa Melancarkan Haid, Ini 5 Manfaatnya untuk Wanita!
Meredakan Nyeri Haid (Dismenore)
Bagi banyak perempuan, nyeri haid atau dismenore merupakan masalah yang mengganggu setiap bulan.
Kunyit bisa menjadi solusi alami untuk mengurangi rasa nyeri ini. Kandungan kurkumin membantu menghambat produksi prostaglandin, zat kimia dalam tubuh yang menyebabkan kontraksi rahim berlebihan dan memicu rasa sakit selama menstruasi.
Dengan demikian, kunyit dapat memberikan efek pereda nyeri yang alami.
Cara Mengonsumsi Kunyit untuk Memperlancar Haid
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk memanfaatkan kunyit sebagai pelancar haid:
1. Kunyit Asam: Ramuan tradisional ini sudah lama dikenal di Indonesia. Minuman kunyit asam dipercaya membantu mengurangi nyeri haid dan memperlancar aliran darah.
Kalian bisa membuatnya sendiri dengan mencampurkan parutan kunyit segar dengan air asam jawa dan sedikit gula merah.
2. Teh Kunyit: Teh kunyit juga bisa menjadi pilihan praktis. Cukup rebus irisan kunyit segar atau bubuk kunyit dengan air panas, tambahkan madu jika perlu, dan minum beberapa hari sebelum siklus haid dimulai.
Baca Juga: Cara Menghilangkan Noda Kunyit di Tangan, Coba Cuci Pakai Bahan Alami!
3. Suplementasi Kunyit: Bagi yang menginginkan cara lebih mudah, suplemen kunyit yang banyak dijual di pasaran bisa menjadi alternatif.
Namun, pastikan untuk memilih produk berkualitas dan konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsinya secara rutin.
Apakah Aman untuk Semua Orang?
Meskipun kunyit menawarkan banyak manfaat, penggunaannya perlu diperhatikan, terutama jika kalian memiliki kondisi medis tertentu.
Konsumsi kunyit dalam jumlah besar tidak disarankan bagi wanita hamil atau mereka yang memiliki gangguan pendarahan.
Jika kalian ragu atau memiliki riwayat kesehatan yang kompleks, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai penggunaan kunyit sebagai pelancar haid.
Kunyit adalah solusi alami yang kaya manfaat, termasuk dalam membantu memperlancar haid dan meredakan nyeri menstruasi.
Dengan kandungan kurkumin yang kuat, kunyit dapat menyeimbangkan hormon, mengurangi peradangan, dan memperbaiki siklus haid yang tidak teratur.
Namun, seperti halnya dengan penggunaan bahan alami lainnya, bijaklah dalam mengonsumsinya dan selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan jika perlu. (*)
Clara Ristiani
Baca Juga: Efek Samping Jamu Kunyit Asam Berlebihan, Penderita Mag Wajib Tahu!
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
KOMENTAR