Stylo Indonesia - Ajang Jakarta Muslim Fashion Week kembali digelar di tahun ini.
Sederet fashion desainer kenamaan pun memamerkan karya terbaiknya di panggung fashion show tersebut.
Bukan sekadar karya fashion, sederet koleksi tersebut juga merupakan hasil mengulik dari kekayaan budaya lokal Indonesia.
Hal tersebut juga memberi rasa bangga bagi Mardyana Listyowati yang merupakan Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Dirjen PEN) atas lahirnya banyak desainer muda bertalenta melalui kegiatan Textile Design Competition.
Demikian disampaikan Mardyana saat membuka Parade 7 Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) di Hall 10 Indonesia Convention Exhibiton (ICE), Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang, Banten pada Kamis (10/10).
Parade 7 ini menghadirkan beberapa jenama kebanggaan tanah air yaitu Belquinza by Ajeng Cahya, Amy Collection, Rifda Rusli X Batik Jambi Berkah, Greisy, Chanté, Adrie Basuki, dan
Deenay.
“Melalui kompetisi ini, kami yakin para desainer tekstil dalam negeri semakin inovatif menggali kekayaan budaya lokal Indonesia. Mereka juga harus mengombinasikannya dengan material yang inovatif dan ramah lingkungan,” ujar Mardyana.
Mardyana mengungkapkan, penyelenggaraan Textile Design Competition juga bertujuan memberikan platform bagi para desainer tekstil Indonesia.
Dengan kompetisi ini, para desainer tekstil diharapkan dapat mengekspresikan kreativitas mereka dan menciptakan desain yang unik sekaligus memikat pasar domestik maupun global.
Dalam proses seleksinya, Textile Design Competition memiliki enam orang dewan juri yang bertugas untuk memberikan penilaian.
Keenam dewan juri tersebut yaitu Direktur Pengembangan Ekspor Jasa dan Produk Kreatif Merry Maryati, Dewan Penasihat Indonesian Fashion Chamber (IFC) Taruna K Kusmayadi, Ketua Nasional IFC Lenny Agustin, Lektor Kepala Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Teknologi Bandung (ITB) Kahfiati Kahdar, Wakil Ketua IFC Lisa Fitria, dan pengajar Islamic Fashion Institute (IFI) Irmasari Joedawinata.
Setelah melalui proses seleksi yang ketat, para dewan juri memilih empat pemenang dari berbagai wilayah di Indonesia.
Berdasarkan hasil seleksi, juara favorit diraih Primas Gigih sedangkan juara ketiga direngkuh Nur'aida. Untuk juara kedua, penghargaan diberikan kepada Ulqiya Millati Hanifa, sementara juara pertama diperoleh Juniliany Navista, Florenza Sundjojo, Fadia Salsabila, dan Maulida Arina.
“Pemerintah terus berupaya untuk mendorong peningkatan ekspor produk modest fesyen Indonesia. Upaya ini dilakukan melalui strategi pengembangan SDM, penguatan penjenamaan
produk, serta perluasan akses pasar melalui kegiatan pameran dan peragaan busana. Lebih lanjut, Kemendag juga mendorong transaksi perdagangan dan kerja sama bisnis jenama dan industri pendukung lainnya yang tampil di JMFW dengan buyer di dalam dan luar negeri,” imbuh Mardyana.
Selanjutnya, Mardyana menegaskan komitmen pemerintah untuk mendorong peningkatan ekspor produk modest fesyen Indonesia.
Upaya itu dilakukan melalui beberapa strategi yang meliputi
pengembangan sumber daya manusia (SDM), penguatan penjenamaan produk modest fesyen di dalam dan luar negeri, serta perluasan akses pasar melalui kegiatan pameran dan peragaan busana.
Mardyana mengungkapkan, salah satu langkah untuk mendorong transaksi perdagangan dan kerja bisnis tersebut adalah dengan mengoptimalisasi peran perwakilan perdagangan di luar negeri.
Hal ini dilakukan untuk mendatangkan buyer, khususnya pada ajang JMFW.
“Produk modest fesyen merupakan salah satu produk ekspor yang sedang kami prioritaskan. Kami mencatat, daya beli produk ini meningkat sebesar 6,1 persen selama lima tahun terakhir dengan
nilai ekspor yang diperkirakan mencapai USD 375 miliar pada 2025,” terang Mardyana.
Sementara itu, Direktur Pengembangan Ekspor Jasa dan Produk Kreatif Ditjen PEN Merry Maryati mengatakan, pengembangan SDM yang berkualitas menjadi faktor kunci untuk memperkuat
industri fesyen di Indonesia.
Hal ini dikatakan Merry saat membuka Parade 4 JMFW di hari yang sama.
Merry menambahkan, melalui sinergi dengan berbagai pihak, salah satunya dengan lembaga pendidikan, seperti IFI. Kementerian Perdagangan mendukung lahirnya desainer-desainer muda berbakat yang siap berkompetisi di pasar dalam dan luar negeri.
“Di Parade 4 JMFW kali ini, kita akan melihat kreasi dari desainer-desainer muda dari IFI. Para desainer muda ini diharapkan terus memiliki semangat untuk berkompetisi sehingga dapat mengembangkan industri fesyen Indonesia di pasar global,” pungkas Merry.
(*)
SPOTLIGHT Indonesia 2024, Il Teatro Della Moda Indonesia Pamerkan Karya Busana Perpaduan Seni Kerajinan Italia dan Budaya Indonesia
KOMENTAR