Serta tak lupa wastra yang dipakai adalah Tenun Badui dan Tenun NTT.
“Kain yang saya pakai merupakan kolaborasi kain polo linen dan corduroy. Sedangkan untuk kain wastranya sendiri mengkolaborasikan dari Tenun Badui dan Tenun NTT dengan motif kotak-kotak yang menggambarkan pemberontakan dan kebebasan,” papar Isa Setyawan.
Bukan tanpa alasan, kedua kain wastra tersebut dipilih karena kombinasi kain Tenun Badui dan Tenin NTT ini sangat kontras tapi tetap bersinergi.
“Kain ini saya pakai dan kolaborasikan dikarenakan secara look sangat kontras namun tetap dapat bersinergi sesuai dengan harapan emosional saya ke design kali ini. Selain itu, kombinasi 3 karakteristik ini menurut saya sangat pas dengan disesuaikan porsinya sesuai fungsi baju itu sendiri,” tambahnya.
Dalam proses pembuatan, sang desainee mengaku koleksi ini dikerjakan bersama tim dalam waktu satu minggu.
Dihadapan pengunjung, pencinta mode serta kurnalis mode, Isa menampilkan koleksi busana dengan palet warna yaitu biru, putih dan oranye.
Ketiga warna tersebut pun memiliki sim ol yang berbeda. Dimana biru dan putih menggambarkan keselarasan, namun dipadukan dengan oranye yang secara look sangat kontras dengan harapan menggambarkan karakter pemberontakan itu sendiri.
Menariknya salam koleksi ini, para model tampil dengan menggunakan topeng yang cukup mencuri perhatian.
“Penggunaan topeng sendiri saya terapkan untuk menunjukkan ekspresi amarah yg disembunyikan karena kondisi broken heart dan digambarkan oleh lagu berjudul Lose Control by Teddy Swims. Selain itu juga karena di balik topeng tersebut tersembunyi amarah yg luar biasa namun sulit untuk diungkapkan,” jelasnya.
(*)
Rayakan Ulang Tahun ke-20, FIORI Luncurkan Crop Top, Celana Kulot, dan Hijab Edisi Spesial
KOMENTAR