Stylo Indonesia - Zaman yang semakin berkembang membuat sederet industri bisni makin berubah.
Tak terkecuali bisnis fashion yang kini juga mengalami perubahan dalam karya hingga penjualan.
Hal tersebut juga dibeberkan oleh fashion desainer Hartono Gan yang sudah lebih dari 10 tahun berkarya.
Tak seperti dulu, Hartono Gan mengaku bahwa sangat sulit untuk berkarya sekaligus berbisnis di industri fashion sekarang ini.
"Aku melihat bahwa desainer sekarang harus bikin banyak gimik dan konten agar karyanya terlihat. Harus bayar orang dateng, bayar orang untuk review palsu. Itu jadi tantangan desainer sekarang," ungkapnya saat ditemui Stylo Indonesia di acara JF3 Talk Vol.2 yang diadakan di Teras Lakon, Tangerang, Rabu (15/02).
"Tantangan ini juga yang membuat desainer tuh, susah untungnya. Kalau lihat sekarang baju desainer enggak kaya dulu, ratusan ribu sudah dijual biar laku, enggak ada untungnya dan ini bikin persaingan enggak sehat," lanjutnya.
Sangking merasa tidak mudah untuk mencari untung lewat karya, Hartono Gan pun, mengungkapkan bahwa untuk membeli barang mewah saja akan terasa sulit bagi desainer yang baru merintis.
"Dulu saya berangkat dari jual baju Rp1,5 juta, hanya ikut satu show kemudian di show berikutnya saya bisa jual baju saya sampai 15 juta. Dulu patokannya desainer mau punya barang mewah itu gampang, kalau sekarang susah karena untungnya sedikit banget," tuturnya.
Desainer yang memulai kariernya di usia 24 tahun tersebut juga mengaku bahwa dirinya enggan untuk membayar KOL atau influencer hanya untuk menjual karyanya.
"Saya lebih rela gratisin artis tapi ada untungnya ketimbang bayar KOL banyak terus enggak balik juga modalnya. Dulu baju saya dipakai Bunga Citra Lestari followers saya langsung naik 10 ribu, baju saya banyak yang laku, jadi menurut saya itu lebih efektif untuk bisnis," jelasnya.
Hartono juga berharap bahwa keadaan industri fashion bisa lebih baik di tahun ini.
"Saya pengen keadaan terkendali, setidaknya seperti dulu yang setiap fesainer fokus bikin karya kemudian disambut fashion editor yang mewartakan karya kita dan bilang baus atau enggak bagus. Terus, kalau fashion show setiap mata tertuju pada karyanya bukan karena gimik atau KOL hingga artis yang datang di show tersebut," kata Hartono.
Baca Juga: Polos Tanpa Makeup dan Fashion Item Mentereng, Prilly Latuconsina Disorot Saat Mancing di Laut
(*)
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
Usaha Keras Wujudkan Impian, Profil Idho Nugroho, M.I.Kom Founder & Head of Stylo Indonesia
KOMENTAR