Stylo Indonesia - Simak penjelasan mengenai apakah collagen bisa memutihkan kulit atau tidak menurut ahli. Tak hanya itu, ada beberapa efek samping yang harus diketahui jika mengonsumsi dalam porsi yang tidak benar.
Ahli medis dari Pittsburgh, Amerika Serikat yaitu Chisom Ikeji, MD menjelaskan bahwa sesungguhnya kolagen adalah protein struktural yang paling melimpah di tubuh manusia.
Struktur kolagen membentuk kulit, otot, ligamen, dan tulang dalam tubuh kita.
Oleh sebab itu, secara teknis kolagen bukanlah kandungan yang vegan karena secara alami bersumber dari tubuh manusia atau hewan.
Namun, struktur kolagen rusak seiring bertambahnya usia dan tubuh kita tidak memproduksinya sebanyak sebelumnya.
Itulah mengapa, muncul tanda penuaan pada kulit seperti garis halus dan kerutan.
Apakah Suplemen Kolagen Bermanfaat untuk Kulit?
Dr. Ikeji menjelaskan, beberapa penelitian menunjukkan bahwa suplementasi kolagen bisa meningkatkan elastisitas kulit, hidrasi, dan kepadatan struktur kolagen pada kulit.
Efek suplemen kolagen lainnya termasuk memperbaiki tampilan garis halus, kerutan, dan tanda penuaan pada kulit lainnya.
Disebutkan pada purplle.com, kolagen juga membantu menghilangkan flek hitam pada kulit yang terbentuk akibat akumulasi melanin pada kulit.
Namun, efek itu baru akan mulai dirasakan jika kita mengonsumsi suplemen kolagen secara konsisten selama 8 hingga 24 minggu.
Sedangkan untuk memutihkan kulit, tidak bisa bergantung hanya pada suplemen kolagen saja.
Sebab, warna kulit juga dipengaruhi oleh faktor genetik dan gaya hidup seperti pola makan, paparan sinar matahari dan radikal bebas, dan kebiasaan memakai sunscreen.
Selain itu, Dr. Ikeji juga lebih menyarankan konsumsi suplemen kolagen dibandingkan pemakaian produk skincare yang mengandung kolagen.
Baca Juga: Apakah Collagen Aman untuk Tubuh? Pahami Efek Samping yang Bisa Muncul
Melansir dari Halodoc, ini dia beberapa efek samping yang akan dirasakan saat mengonsumsi collagen dalam dosis sembarangan:
Protein dalam collagen bisa menyebabkan masalah pencernaan, seperti kembung, diare, penurunan nafsu makan dan sembelit. Sebab, konsumsinya tidak diimbangi dengan cairan dan serat yang memadai.
Tubuh jadi bekerja keras dalam mencerna banyak protein dalam kolagen yang masuk ke dalam tubuh. Karena itu, dosis penggunaannya perlu dibatasi dan disesuaikan berdasarkan kebutuhan.
Kandungan asam glutamat bebas yang terdapat dapat kolagen bisa meningkatkan risiko sakit kepala atau kesulitan tidur. Kondisi ini rentan terjadi pada seseorang yang mengalami sensitivitas terhadap kandungan tersebut.
Penyakit ini ditandai dengan terbentuknya endapan padat dalam ginjal yang berasal dari zat kimia dalam urine. Risikonya semakin tinggi jika kamu memiliki riwayat batu ginjal kalsium oksalat.
Guna mencegah terbentuknya batu ginjal, disarankan untuk membatasi konsumsi collagen kurang dari 5 hingga 6 gram per hari. Ukurannya setara dengan 1 sendok makan.
Meningkatkan kadar kalsium dalam darah berpotensi menyebabkan hiperkalsemia. Kondisi ini memicu munculnya gejala berupa sembelit, mual, muntah, rasa lelah berlebihan dan nyeri tulang.
Kandungan dalam collagen yang dapat memicu munculnya reaksi alergi adalah kerang, telur dan ikan laut. Dampaknya, akan muncul ruam, kemerahan dan gatal-gatal di permukaan kulit.
Dalam intensitas parah, gejala bisa menyebabkan gatal atau kesemutan di area wajah dan mulut, sesak napas, mengi, sakit perut, mual dan muntah, serta pembengkakan di wajah, lidah dan kulit.
Hati-hati yah Stylovers! (*)
#SemuaBisaCantik
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
KOMENTAR