Faktanya: Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa tidak mengenakan bra atau jarang mengenakannya dapat mengurangi risiko kanker payudara.
Risiko kanker payudara tidak secara signifikan dipengaruhi oleh kebiasaan mengenakan bra.
Selain itu, penting juga untuk memastikan bahwa bra yang digunakan sepanjang hari adalah yang sesuai ukuran dan nyaman.
Bra yang terlalu ketat atau tidak sesuai ukuran dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan masalah kesehatan yang berkaitan dengan punggung atau bahu.
Selain itu, penting pula untuk melakukan SADARI (periksa payudara sendiri) dan SADANIS (periksa payudara secara klinis).
Mitos 4: Bra yang terlalu ketat dapat menghambat aliran limfe dan menyebabkan penumpukan toksin, yang dapat meningkatkan risiko kanker payudara.
Faktanya: Tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim ini. Sistem limfatik tubuh memiliki mekanisme aliran yang efisien, dan mengenakan bra yang pas dan nyaman tidak seharusnya mengganggu aliran limfe.
Mitos 5: Wanita dengan payudara besar memiliki risiko kanker payudara yang lebih tinggi karena penggunaan bra yang berat.
Faktanya: Risiko kanker payudara tidak secara signifikan dipengaruhi oleh ukuran payudara atau beratnya bra. Faktor risiko yang lebih penting termasuk riwayat keluarga, faktor genetik, dan gaya hidup.
Penting untuk diingat bahwa kanker payudara adalah penyakit kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Penggunaan bra yang nyaman adalah pilihan pribadi, dan kamu tidak perlu khawatir tentang pengaruhnya terhadap risiko kanker payudara.
Yang lebih penting adalah menjalani pemeriksaan payudara yang rutin, mendeteksi perubahan pada payudara, dan berkonsultasi dengan profesional medis jika kamu memiliki keprihatinan atau gejala yang berkaitan dengan kesehatan payudara.
(*)
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
KOMENTAR