1. Infeksi vagina: Infeksi vagina seperti infeksi jamur atau bakteri bisa menyebabkan peradangan dan mengakibatkan keputihan yang berwarna kemerahan atau mengandung darah.
2. Polip serviks: Polip serviks adalah pertumbuhan jinak pada leher rahim yang bisa menyebabkan perdarahan vagina, termasuk keputihan dengan darah.
3. Gangguan hormonal: Perubahan hormon yang tidak normal, seperti ketidakseimbangan estrogen dan progesteron, dapat menyebabkan perdarahan di luar periode menstruasi normal.
Dilansir dari kompas.com, hal ini bisa terjadi pada periode pra-menopause atau pada remaja yang baru saja mengalami menstruasi pertama.
Luka atau trauma: Luka atau trauma pada vagina atau leher rahim dapat menyebabkan keputihan dengan darah.
Ini bisa terjadi akibat hubungan seksual yang kasar, penggunaan tampon yang tidak tepat, atau pemeriksaan medis yang tidak hati-hati.
Gejala Keputihan dengan Darah:
Pengobatan Keputihan dengan Darah
Langkah pertama dalam pengobatan keputihan dengan darah adalah menentukan penyebab yang mendasarinya.
Konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis yang akurat. (*)
#SemuaBisaCantik
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
KOMENTAR