Membuat akun penjual baru di e-commerce pun hanya memakan waktu 30 menit dan gratis.
Satu dekade lalu, kemunculan brand lokal baru lebih didominasi oleh produk fashion karena proses produksi yang lebih mudah dan modal yang relatif lebih minim.
Namun kompetisi yang semakin meningkat menciptakan pergeseran preferensi berbisnis dari kategori fashion ke kategori lainnya, seperti kecantikan dan kesehatan.
“Di industri health and beauty, terdapat barrier to entry yang lebih sulit. Harapannya, kompetisi dapat lebih terkurasi dan margin pun menjadi lebih sehat,” tegas Achmad.
#2. Penjualan Offline Mulai Dilirik
E-commerce masih menjadi kanal penjualan utama untuk mayoritas brand lokal.
Namun untuk brand lokal terutama di kategori kecantikan yang sudah lebih besar secara omset, penjualan offline mulai dilirik mengingat semakin banyak konsumen di daerah.
Hal ini juga didorong oleh biaya penjualan toko online yang kian mengimpit hingga subsidi gratis ongkir yang semakin dikurangi oleh e-commerce di Indonesia.
#3. 98% Brand Lokal Aktif di Instagram
Untuk membangun citra brand mereka, ternyata mayoritas brand lokal menggunakan Instagram sebagai media branding utama mereka.
Baca Juga: Indonesia Brand Founders Summit 2022 Digelar Hypefast, Terbesar di Asia Tenggara
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
Rayakan Ulang Tahun ke-20, FIORI Luncurkan Crop Top, Celana Kulot, dan Hijab Edisi Spesial
KOMENTAR