Menurutnya, titanium dioxide juga banyak dipakai pada produk sunscreen sebagai filter ultraviolet.
Namun, kandungan ini bisa memiliki efek whitecast yaitu efek penggunaan sunscreen fisik yang biasanya terjadi pada kulit dengan warna gelap.
Selain itu dr. Edwin juga menyampaikan, produk pasta gigi umumnya juga memiliki kadar pH yang basa.
Sementara kulit manusia biasanya memiliki pH asam, sehingga lebih direkomendasikan untuk memakai produk skincare dengan pH asam dibanding pH basa untuk meminimalkan iritasi kulit.
“Kesimpulannya sebaiknya gunakan produk yang sesuai kebutuhan kulit yaitu produk yang memiliki pH cenderung asam serta yang memiliki efek pencerah yang memiliki efek teruji secara klinis dan bermanfaat untuk kulit, serta yang memiliki efek iritasi minimal,” jelas dr. Edwin.
Terkait klaim yang menyebut kulit netizen ini tak berjerawat meski memakai pasta gigi, dr. Edwin menjelaskan bahwa penyebab jerawat bisa berbagai hal.
Sehingga bukan berarti orang yang memakai pasta gigi pasti akan berjerawat atau sebaliknya.
Namun, sekali lagi dr. Edwin menekankan, risiko penggunaan pasta gigi di wajah adalah munculnya iritasi kulit.
“Karena risiko ke kulit bukan jadi jerawat, tapi lebih ke iritasi kulit,” jelasnya.
Nah, itu dia Stylovers penjelasan mengenai keamanan kabar viral netizen cuci muka pakai pasta gigi menurut dokter spesialis kulit dan kelamin. Jangan coba-coba, ya! (*)
#SemuaBisaCantik
Baca Juga: Perlukah Cuci Muka Selama 60 Detik? Ini Penjelasan Dokter Kulit!
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
KOMENTAR