Stylo Indonesia - Baru saja masyarakat digemparkan dengan pemberitaan kasus pelecehan seksual PBB, New York, Amerika Serikat.
Sontak langsung menjadi sorotan, kasus pelecehan seksual PBB dipandang sebagai ironi dan kelalaian pihak PBB, terutama dalam penanganan hukum atas korban.
Parahnya, pelaku kasus pelecehan seksual PBB yakni para staf senior dinilai memiliki kekebalan diplomatik, sehingga menjadikan berbagai penyelidikan kasus seolah jalan di tempat.
Dilansir dari BBC News Indonesia, korban perempuan kasus pelecehan seksual PBB yang telah melaporkan perlakuan yang mereka terima justru menjadi bulan-bulanan dan hidupnya semakin berantakan.
Mirisnya, saksi dan korban kasus pelecehan seksual PBB mengungkapkan fenomena tersebut terjadi di mana-mana dan setiap waktu selama jam kerja, termasuk di dalamnya kekerasan, pemaksaan, dan pemerkosaan.
Dikutip dari BBC News Indonesia, "Saya rasa PBB sudah menjadi tempat di mana para predator merasa aman," ucap Purma Sen, Koordinator Kekerasan Seksual PBB.
"Bekerja melakukan hal-hal baik di organisasi dengan reputasi baik menjadi tameng bagi para pelaku pelecehan karena mereka bebas dari pengawasan", tambahnya.
Hingga berita kasus pelecehan seksual PBB disebarluaskan ke publik, belum ada titik terang dalam penyelesaiannya meski telah terdapat bukti dari saksi dan korban.
Baca Juga: Kasus Pelecehan Seksual PBB: Investigasi Tersendat Lantaran Pelaku Kebal Diplomatik?
#Perlakuan Miris yang Diterima Korban
1. Djordina Sejour
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
Cosmetic Day 2024, Bahas Tuntas Soal Perlindungan Kulit di Era Perubahan Iklim Bersama AYOM
KOMENTAR