Stylo Indonesia - Meskipun sudah banyak bukti nyata, masih banyak yang belum mengerti dan sadar efek samping merkuri pada skincare abal-abal.
Padahal, efek samping merkuri pada skincare abal-abal ini sangatlah meresahkan karena akan membawa dampak buruk bagi wajah.
Jika dibiarkan maka efek samping merkuri pada skincare abal-abal bukan tak mungkin akan menjadi lebih parah.
Apalagi seperti yang kita tahu bahwa merkuri menjadi salah satu kandungan utama yang ada pada skincare abal-abal.
Meski ilegal, tetap saja masih banyak terlihat penjualan produk tersebut.
Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin, dr. Arini Wibowo menjelaskan mengenai kandungan merkuri pada skincare abal-abal.
Merkuri dianggap sebagai kandungan yang berbahaya, apalagi pada produk skincare abal-abal seringkali tidak menggunakan takaran kandungan yang tepat.
Efek yang ditimbulkan pun bisa beragam di tiap orang, namun diantaranya bisa mengalami kulit yang terasa kasar, kering, dan juga gatal terutama saat mengaplikasikan produk bermerkuri.
“Dapat juga terasa Lelah, lemas, atau nyeri otot. Pada beberapa orang dapat terasa rasa logam di dalam mulut.” ujarnya menambahkan.
Baca Juga: Cara Terlepas dari Skincare Abal-abal yang Terlanjur Kamu Pakai Menurut Dokter Kulit, Gimana Ya?
Selain itu, dr. Arini Wibowo juga menyebutkan beberapa tanda dan gejala dari keracunan merkuri, diantaranya seperti mudah marah, sakit kepala, lemas, tremor, perubahan dalam penglihatan atau pendengaran, masalah memori, depresi, hingga mati rasa dan kesemutan di tangan, kaki atau sekitar mulut.
Yap, benar-benar mengerikan bukan, Stylovers?
Ada pula toksisitas merkuri anorganik seperti mercurous chloride, mercuric chloride, dan mercuric oxide nyatanya bisa menyebabkan sindrom nefrotik, penurunan output ginjal, gagal ginjal, dan efek kesehatan yang parah lainnya.
Di mana efek tersebut sangat amat bisa mempengaruhi berbagai bagian saraf, pencernaan, sistem kekebalan tubuh, dan organ, seperti paru-paru, ginjal, kulit dan mata.
Namun memang, tingkat keparahan yang bisa dialami pengguna skincare bermerkuri ini bergantung dari berbagai faktor pajanan seperti tingkat konsentrasi merkuri dalam produk, senyawa produk yang mempengaruhi kelarutan, karakteristik kulit, waktu lama terpajan dan lain-lain.
“Semua mempengaruhi distribusi merkuri dalam tubuh. Jadi, gejala keracunan merkuri tidak mengikuti pola standar yang sama menimbulkan tantangan tambahan untuk mendiagnosis.”
Masih mau nekat pakai skincare bermerkuri? (*)
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
KOMENTAR