Stylo Indonesia - Sederet koleksi perhiasan terbaru dipamerkan oleh Tulola Jewelry.
Dengan tajuk Pustaka Tulola: Ketenangan Jiwa, sederet perhiasan elegan nan modern dipamerkan Tulola Jewelry, Kamis (24/03), di Savyavasa, Jakarta.
Pustaka Tulola adalah laboratorium penciptaan kreatif bagi para founder-nya Sri Luce-Rusna, Happy Salma, dan co-founder Franka Franklin-Makarim, sekaligus payung kekayaan intelektual Tulola.
Pustaka Tulola merupakan upaya pencatatan motif kultural Nusantara, teknik adiluhung, kisahan mitos, legenda, dan sastra Indonesia, inovasi desain terkini, berikut ide-ide kreatif lintas bidang dari para pendirinya.
Pustaka Tulola akan berlangsung setiap tahunnya dengan berkolaborasi bersama seniman mumpuni dari berbagai wilayah di Nusantara.
Pada tahun 2022, Pustaka Tulola berkolaborasi dengan seniman ukir keris mumpuni, I Made Pada, asal Desa Taro, Gianyar, Bali yang telah dikenal dedikasinya lebih dari 35 tahun dalam seni ukir emas dan perak untuk perhiasan Barong Suci, Keris dan Pratima (benda sakral) bagi sesuhunan (dewata dan leluhur) di berbagai Pura di Bali.
Keahlian teknik mengukir emas dan perak I Made Pada berkolaborasi dengan sentuhan kesegaran modern dan inspiratif dari founder Tulola, menciptakan karya-karya mumpuni dalam koleksi Ketenangan Jiwa, berupa 10 artwear brooch, sirkam, cuff, dan anting dengan edisi terbatas.
"Pustaka Tulola adalah upaya untuk mengembangkan dan memberikan kesegaran pada seni kreatif
perhiasan, agar kekayaan motif dan teknik warisan Nusantara tidak punah dan terlupakan oleh zaman,”
ungkap Happy Salma.
Baca Juga: Cara Membersihkan Perhiasan Biar Kinclong Lagi, Bisa Pakai Saus Tomat?
Pustaka Tulola ini juga dijadikan wadah untuk para seniman untuk melestarikan karyanya.
“Tidak hanya melestarikan budaya dan keterampilan para seniman mumpuni, namun juga memberikan napas baru melalui kolaborasi yang dilakukan bersama,” tambah Franka Franklin-Makarim.
Secara khusus, tiga Keris Tangguh Kamardikan milik I Made Pada dihadirkan sebagai sumber inspirasi penciptaan.
Koleksi istimewa ini dikerjakan secara bertahap di dua studio, yakni Studio I Made Pada di Desa Taro, Gianyar dan Studio Tulola di Desa Celuk, Gianyar.
Proses pengerjaan produk ini merupakan 100 persen pengerjaan tangan, memerlukan waktu tiga minggu
untuk setiap produknya.
I Made Pada secara khusus memilih batu ruby dan orange crystal untuk ditambahkan pada koleksi anting.
Kemudian di studio Tulola, dilakukan proses pelapisan emas 18 karat dan penambahan mutiara (pearl), batu white crystal, dan batu amethyst untuk koleksi brooch, cuff, dan sirkam, serta sentuhan akhir yang saksama agar melahirkan kualitas terbaik untuk koleksi ini. (*)
Michella Georgia Polana, Graphic Designer yang Terus Perkaya Skill di Bidang Kreatif
KOMENTAR