Stylo Indonesia - Salah satu gejala covid-19 adalah sesak dan kesulitan bernafas.
Kondisi paru-paru berkabut atau flek menjadi salah satu penyebab penyintas covid-19 merasa sesak nafas.
Bahlan setelah dinyatakan sembuh pun, penyintas masih merasakan sesak nafas sebagai gejala long covid.
Setelah melaui proses pemulihan yang panjang biasanya sebagian besar orang yang pernah terinfeksi Covid-19 gejala sedang hingga parah masih merasakan sesak napas.
Banyak yang khawatir dengan kondisi tersebut dan berbondong-bondong untuk memeriksakan kondisi paru-paru mereka (penyintas Covid-19).
Baca Juga: Badai Covid-19 Sedikit Mereda, Epidemiolog Peringatkan Ancaman Gelombang 3!
Hal ini juga didukung dengan adanya topik yang beredar mengenai kerusakan permanen pada penyintas Covid-19.
Ini yang membuat sebagian besar orang cemas dan memilih untuk memeriksakan kesehatan paru-parunya.
Namun ada kabar baik untuk melegakan para penyintas Covid-19.
Setelah sembuh total dari Covid-19, para penyintas bisa terhindar dari kerusakan paru-paru jangka panjang atau permanen.
Melansir jurnal bertajuk The Annals of Thoracic Surgery melalui Kompas, menurut para peneliti di Loyola Medine, Maywood, Illinois, Amerika, penyintas Covid-19 bisa terhindar dari kerusakan sistem pernapasan jangka panjang.
Peneliti mengamati penyintas Covid-19 yang sempat terinfeksi virus tanpa gejala, gejala sedang maupun gejala parah.
Beberapa penyintas juga menjalani operasi paru-paru yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan Covid-19 seperti operasi untuk mengobati kanker paru-paru.
Baca Juga: Efek Samping Vaksin Covid-19 Moderna, Benarkah Lebih Parah dari AstraZeneca?
Dari hasil pengamatan peneliti, terungkap bahwa pasien tidak mengalami kerusakan paru-paru permanen yang terkait dengan virus corona Covid-19.
“Sejak awal pandemi hal yang menjadi pertanyaan besar adalah apakah Covid-19 akan menghasilkan kerusakan permanen pada paru-paru kita,” ujar penulis studi senior Dr Zaid Abdelsattar, ahli bedah toraks dan kardiovaskular.
Dalam studi tersebut memperlihatkan jika orang yang terinfeksi Covid-19 kemudian sembuh total, kemungkinan jaringan paru-paru juga akan kembali normal tanpa mengalami kerusakan.
“Studi kami menunjukkan jika kita tertular Covid-19 dan kemudian sepenuhnya pulih, maka jaringan paru-paru kita juga akan kemungkinan sembuh total, tanpa kerusakan permanen,” sambung Abdelsattar.
Meskipun begitu, penyintas Covid-19 dihimbau untuk tetap melakukan latihan sebagai pemulihan kapasitas paru-paru, yang biasanya dilakukan 6-07 kali setiap hari sebagai berikut:
1. Tes Spirometri
Tes spirometri diyakini dapat membantu memulihkan kapasitas paru-paru setelah terinfeksi Covid-19. Tes ini adalah metode untuk kembali memperkuat paru-paru.
Dalam pemeriksaan ini, dokter akan meminta Anda untuk bernapas melalui alat yang disebut spirometer.
Baca Juga: Hasil Studi Ungkap Fakta, Vaksin Covid-19 Tak Sebabkan Siklus Menstruasi Kacau!
Spirometri membutuhkan waktu sekitar 15 menit, tes ini akan mengetahui secara pasti banyak udara yang akan dihirup dan dikeluakan serta kapasitas paru-paru setiap orang.
2. Pursed Lip Breating
Latihan kedua ini membantu Anda bisa bernapas lebih efektif. Pursed lip breating (PLB) adalah teknik pernapasan yang dapat membantu membuka paru-paru.
Dapat dilakukan dengan menutup bibir dan tarik napas dalam-dalam dari hidung. Setelah itu, buat huruf O dan buang napas dari mulut. Ulangi sebanyak yang Anda mampu. (Stylo Indoesia)
(*)
Artikel ini sudah tayang di GridFame.id dengan judul Syukur! Penyintas Covid-19 Tidak Akan Alami Kerusakan Paru-paru Permanen, Ini Penjelasan Ahli
Penulis: Nabilah Hermawati
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
KOMENTAR