Mulai saat itu, aku berhenti pakai obat dari klinik setelah pemakaian kurang lebih 6 bulan semenjak aku rutin treatment di klinik kecantikan juga.
Setelah itu, tahun 2018 aku baru mulai riset sendiri tentang skincare dan dokter SpKK.
Dari situ lah aku mulai banyak belajar.
Mulai dari akun Instagram dan Youtube beberapa dermatolog ternama seperti @drmita.spkk dan @puspitamayangsari.
Baca Juga: Sering Muncul Jerawat di Dagu? Ternyata Ini Penyebabnya! Kamu Sudah Tau Belum?
Semenjak aku rutin mempelajari dunia skincare dari dermatolog yang kompeten dan kredibel, aku baru tau tentang krim kecantikan yang mengandung steroid dan merkuri.
Aku baru tau juga ternyata ciri-ciri skincare mengandung steroid dan merkuri itu sama persis seperti obat yang aku pakai dari klinik kecantikan sebelumnya.
Enggak sampai di sini, meski aku sudah mulai paham mengenai skincare, kondisi wajahku malah semakin parah karena aku belum menemukan skincare yang cocok.
Terlebih wajahku sudah terlanjur sensitif dan kulitnya sudah semakin menipis.
Tahun 2019, aku memutuskan untuk berobat ke salah satu dokter spesialis kulit dan kelamin yang kredibel di daerah Bogor.
Di sana kan konsultasi dan menyebutkan skincare apa saja yang sedang aku gunakan.
Baca Juga: Mulus Bebas Jerawat Bruntusan, Pakai 3 Sabun Cuci Muka Murah Ini
Akhirnya, dokter SpKK tersebut membantuku untuk menyortir beberapa skincare yang aku gunakan tersebut.
Ia menyebutkan mana skincare yang masih boleh dan aman untuk aku gunakan dan mana yang enggak.
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
KOMENTAR