Sayangnya, di beberapa kasus, penyakit infeksi ini mungkin tidak menunjukan gejala.
Timbul gejala dari penyakit ini yang perlu diwaspadai oleh wanita, yaitu keluarnya cairan tipis berbau "amis" dan menyebabkan iritasi pada organ intim wanita.
Vaginosis bakterial dikaitkan dengan hasil obstetri dan ginekologi yang buruk seperti kelahiran prematur, infeksi setelah operasi seperti histerektomi, dan dapat membuat wanita lebih rentan terhadap infeksi menular seksual, terutama HIV.
Dilansir dari mayoclinic.org, ada 2 kebiasaan wanita sehari-hari yang ternyata dapat menjadi faktor risiko terjadinya infeksi bakteri vagina.
Baca Juga: Jarang Melakukan Hubungan Intim dengan Pasangan, 4 Dampak Buruk Ini Mengintai Perempuan!
Berikut diantaranya:
1. Memiliki banyak pasangan seks atau pasangan seks baru
Dokter tidak sepenuhnya memahami hubungan antara aktivitas seksual dan bakterial vaginosis, tetapi kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita yang memiliki banyak pasangan seks atau pasangan seks baru.
Bakteri vaginosis juga lebih sering terjadi pada wanita yang berhubungan seks dengan wanita atau praktik lesbianisme.
Baca Juga: Meniup Miss V Saat Berhubungan Seks Bisa Berakibat Fatal! Terdengar Sepele Tapi Bahaya Bukan Main
2. Douching atau mencuci organ intim dengan bahan kimia
Praktek membilas organ intim wanita dengan air atau bahan pembersih (douching) mengganggu keseimbangan alami vagina.
Hal ini dapat menyebabkan pertumbuhan berlebih dari bakteri anaerob, dan menyebabkan bakteri vaginosis. Karena vagina membersihkan diri, douching tidak diperlukan.
Itulah dua kebiasaan berbahaya yang berisiko terjadi infeksi bakteri vagina.
Penting untuk diingat agar Stylovers menghindari kebiasan-kebiasaan tersebut, agar kita terhindar dari penyakitnya.(*)
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
KOMENTAR