Sel darah putih akan melepaskan molekul inflamasi yang disebut kemokin atau sitokin.
Sel darah putih akan mengumpulkan lebih banyak sel kekebalan demi membunuh sel yang terinfeksi virus corona.
Proses tersebut akan menyisakan nanah yang merupakan campuran dari cairan dan sel-sel mati di dalam paru-paru.
Keberadaan nanah tersebut dapat menyebabkan terjadinya sesak napas, batuk, juga demam pada penderita Covid-19.
Khusus untuk gejala sesak napas pada Covid-19, risiko terjadinya jauh lebih tinggi pada penderita yang berusia di atas 65 tahun, perokok, punya riwayat diabetes, dan penyakit kardiovaskular, serta sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Baca Juga: 6 Cara Tingkatkan Saturasi Oksigen Tanpa Bantuan Tabung Oksigen, Pasien Covid-19 Wajib Tahu!
Demikian pula setelah seseorang sembuh dari Covid-19, sesak napas masih mungkin terjadi karena paru-paru yang telah mengalami kerusakan dan tidak semuanya bisa pulih secara sempurna.
Kerusakan ini menyebabkan pembentukan jaringan parut atau bekas luka pada paru-paru atau disebut sebagai fibrosis paru.
Fibrosis paru bisa membuat paru-paru semakin keras sehingga menyulitkan seseorang untuk bernapas.
Untuk mengetahui sesak napas merupakan gejala Covid-19 atau bukan, perlu melihat gejala lainnya.
Pada kasus Covid-19, sesak napas biasanya disertai dengan penurunan saturasi oksigen secara tiba-tiba.
Sesak napas yang disertai dengan demam dan batuk menjadi kunci lain bahwa ini merupakan gejala dari Covid-19.
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
Garis Poetih Raya Festival 2025, Ivan Gunawan dan Para Desainer Siap Bawakan 350 Koleksi
KOMENTAR