Pakaian, tas, dan parfum termasuk di antara produk-produk yang dibuang untuk menghindari harga jual yang lebih murah ini.
Banyak alasan dikaitkan dengan praktik ini, tetapi motif utamanya adalah untuk menyelamatkan image brand yang dikenal mewah.
Alih-alih menjual barang yang kurang laku dengan harga diskon misalnya, mereka lebih memilih untuk membuang atau menghancurkan produk mereka untuk menjaga image.
Produk dari brand mewah ingin tetap dipandang sebagai barang bernilai yang hanya bisa didapatkan dengan harga tinggi dan tidak bisa didapatkan dengan harga diskon.
Meskipun metode pembuangan ini sudah lama digunakan, Pemerintah Prancis kini bersikeras melarang penghancuran barang-barang yang tersisa dan gagal terjual.
Menurut Agence France-Presse, Perdana Menteri Edouard Philippe menganggap praktik tersebut memalukan dan merupakan pemborosan yang menentang akal sehat.
Selain merupakan pemborosan, cara membuang produk yang dilakukan oleh brnad-brand ini juga sama sekali tidak ramah lingkungan.
Dengan banyaknya jumlah sampah yang terkumpul setiap hari, tidak hanya di Prancis tetapi di seluruh dunia, hanya ada sedikit ruang tersisa untuk menampung barang-barang dari brand mewah yang diproduksi berlebihan dan tidak terjual hingga akhirnya harus dibuang.
Artkea Annual Show 2024 Bertajuk Poise yang Terinspirasi dari Keseimbangan dan Harmoni Kehidupan
KOMENTAR