“Kolagen ibarat kerangka kasur, sedangkan elastin adalah pegas, dan asam hialuronat adalah bantalannya,” jelas Zeichner, seperti dilansir dari Self.
Kolagen sendiri bisa berkurang seiring bertambahnya usia.
Hal ini terlihat dari tampilan kulit bisa mengendur dan muncul kerutan halus di kulit.
Sekitar usia 30 tahun, produksi kolagen alami mulai melambat.
Sedangkan kebanyakan suplemen minuman kolagen yang beredar di pasaran, umumnya terbuat dari tulang rawan ikan yang ditambahi vitamin dan mineral.
Soal mengonsumsi kolagen di pasaran, seberapa efektifkah mengatasi persoalan kekenduran kulit?
Dokter kulit yang berbasis di New York AS, Dendy Engelman, M.D., berpendapat kalau manfaat suplemen minuman kolagen sebenarnya tidak sebombastis yang ditawarkan sejumlah produsen.
Ia juga menjelaskan jika manfaat suplemen minuman kolagen yang sekilas sangat menjanjikan belum sahih terbukti secara klinis.
Sependapat dengan Engelman, Zeichner juga berpendapat manfaat kolagen berupa suplemen minuman tersebut tidak benar-benar efektif untuk menjaga kesehatan kulit.
“Kolagen yang berasal dari makanan atau minuman kecil kemungkinannya bisa sampai ke kulit,” jelas Zeichner.
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
KOMENTAR