Stylo Indonesia - Pacaran tak sehat benar-benar bisa buat kamu jadi stres sendiri, Stylovers.
Selain itu, pacaran tak sehat biasanya memiliki akhir yang justru membuat kita menyalahkan diri sendiri.
Terlebih lagi pacaran tak sehat juga bisa jadi tanda kalau kita obsesif atau justru pacar yang obsesif sama kita.
Baca Juga: Jangan Diteruskan! 5 Hal Ini Bisa Buat Status Jomblo Kamu Permanen
Jadi seperti memaksa untuk tetap lanjut padahal sudah jelas hubungan pacaran sudah tak sehat.
Makanya kita harus peka nih menilai apakah hubungan kita dan doi masih sehat atau sudah rusak.
Pacar Bikin Kita Jauh dari Keluarga dan Sahabat
Ada perasaan bersalah tiap kali kita lebih memilih sahabat atau keluarga.
Meski kita baru pacaran, tapi nggak baik hanya meluangkan waktu buat keluarga saat makan atau butuh uang.
Apalagi kita melupakan sahabat dan datang hanya saat butuh bantuan atau curhat.
Sikap berlebihan seperti ini nggak sehat dan membuat kita kehilangan kepercayaan orang lain.
Kalau pacar kita melarang untuk lebih sering menghabiskan waktu dengan sahabat, lebih baik selesaikan daripada menyesal pada akhirnya.
Baca Juga: Wanita dengan Status Jomblo Lama Ternyata Lebih Menarik Bagi Pria, Kok Bisa?
Ingat, kalau terjadi sesuatu atau ternyata kita putus, sahabat dan keluarga adalah orang pertama yang menolong kita.
Pacar Sering Mengancam Bunuh Diri
Tiap kita minta putus, pacar kita berubah menjadi drama.
Selain membuat kita merasa bersalah dan beban dengan perkataannya, dia juga sering mengancam bunuh diri.
Putus memang menyakitkan bagi semua orang, dan sangat sulit untuk dilalui dalam waktu singkat.
Tapi, kalau dia terus-terusan melakukan hal ini berarti dia hanya memanipulasi kita.
Cowok yang biasanya seperti ini adalah cowok drama king dan player.
Baca Juga: Kapok Ditipu Pacar, Ini Cara Deteksi Pacar yang Sedang Berbohong!
Dia hanya mengancam untuk mengontrol kita agar nggak jauh.
Sayangnya, tipe cowok seperti ini nggak menggaransikan kita untuk setia.
Mereka bisa meninggalkan kita begitu saja di masa yang akan datang.
Kalau ancamannya sudah melewati batas, lapor kepada orangtua kita agar mereka bisa komunikasikan hal ini dengan orangtua pacar.
Kita Nggak Percaya Sama Pacar
Karena terlalu sering dikecewakan, kita berubah sulit mempercayai pacar kita.
Kita berubah menjadi terobsesi dan posesif terhadapnya.
Bahkan suka mencuri tahu apa saja yang ia sembunyikan dari kita dengan mengecek handphone pacar.
Baca Juga: Perilaku Pacar saat Chating yang Menjurus Ingin Putus, Kenali 4 Tandanya!
Kalau memang sudah nggak percaya lagi, sebaiknya hentikan dan move on.
Cinta itu seharusnya membahagiakan, bukan membuat kita merasa sedih dan dihantui rasa khawatir.
Merasa Tertekan dengan Permintaan Pacar
Pacar kita sering minta kita melakukan hal yang bikin kita nggak nyaman.
Misal, mengajak minum alkohol, party, atau bahkan mengarah ke seks.
Langsung katakan tidak!
Cowok yang mendekati kita untuk maksud tersembunyi biasanya bukan tipe baik dan setia.
Setelah dia mendapatkan apa yang diinginkannya, dia nggak akan ragu meninggalkan dan melupakan kita.
Baca Juga: Cek Pasangan Sekarang! Ini 5 Tanda Kalau Pacar Beneran Sayang Kamu
Tempramental
Pacar kita mudah marah dan ngambek bahkan untuk hal kecil pun.
Meski kita sudah berusaha sabar, tapi dia suka mencari masalah kepada kita.
Cowok manapun nggak pantas melakukan kekerasan pada cewek.
Apalagi kalau mengacu pada kekerasan psikologis, fisik dan seksual.
Kalau kita pernah diperlakukan nggak baik berarti kita korban abuse dari pacar kita sendiri.
Walaupun ia menyakiti psikologi dengan manipulasi pikiran kita supaya terus merasa bersalah atau nggak, kita berhak melaporkannya kepada guru atau orangtua kita.
(Stefanie, Marti)
(Traya/Stylo)(*)
Artikel ini telah tayang di CewekBanget.id dengan judul "5 Tanda Pacaran Kita Enggak Sehat! Termasuk Ada Ancaman Bunuh Diri!".
Penulis : None
Editor : Indah Permata Sari
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
KOMENTAR