Dari studi baru tersebut para peneliti menemukan, telah terjadi peningkatan jumlahkasus dermatitis kontak (ruam kulit) akibat penggunaan vape.
Cara rokok elektronik bekerja dengan cara memanaskan vape dengan koil yang terbuat dari nikel yang akan ditransmisikan melalui perangkat sehingga dapat mengiritasi tangan yang digunakan untuk memegang rokok ini.
Studi ini juga melaporkan antara 2015 dan 2017, diperkirakan 2.035 orang masuk ke unit gawat darurat AS akibat ledakan dan luka bakar karena rokok elektronik.
Meningkat 40 kali dari sebelum tahun 2015.
Baca Juga: 5 Tips Pakai Lipstik Ombre Natural, Bikin Bibir Terlihat Seksi Bak Artis Korea!
Dari hasil studi tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat bukti awal rokok elektronik memiliki efek samping yang membahayakan bagi kulit manusia.
Penelitian awal ini berkaitan dengan cedera dan kondisi serius yang mungkin timbul akibat vaping.
Sementara itu, bagaimana vaping memengaruhi kulit secara estetika, masih diperlukannya penelitian lebih lanjut.
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
KOMENTAR