UFC-Que Choisir memaparkan bahwa tinta yang diuji menimbulkan risiko kesehatan yang tinggi, bagi manusia karena adanya banyak bahan kimia berbahaya, yaitu karsinogen.
Kelompok tersebut mendesak Direktorat Jenderal Persaingan, Konsumsi dan Penindasan Penipuan dan Badan Keamanan Obat Nasional untuk segera menarik kembali dan menarik produk tersebut mengingat implikasi kesehatan.
Hal ini ternyata luput dari pemahaman seniman tato yang pada umumnya memperhatikan standar kebersihan seperti mensterilkan peralatan mereka, mereka tidak memperhatikan bahan-bahan pada tinta, yang dalam beberapa kasus tidak terdaftar.
Akibatnya, peraturan baru akan diberlakukan pada Desember 2021 yang akan mencakup komposisi dan label tinta tato yang diizinkan di pasaran.
Baca Juga: 5 Posisi Bercinta yang Ampuh Tingkatkan Durasi Hubungan Intim di Ranjang, Cobain Malam Ini!
Komisi Eropa menyoroti bahaya bertinta dalam laporan tahun 2016, memperingatkan bahwa tinta tato sering kali mengandung bahan kimia berbahaya termasuk logam berat dan pengawet.
Bahan kimia di dalam tubuh ini dapat menimbulkan dampak kesehatan yang serius, termasuk infeksi bakteri, seperti dilansir The Guardian (17/02/21).
Sebuah studi terpisah yang dikeluarkan sebulan sebelum laporan Komisi Eropa oleh pemerintah Australia mengungkapkan bahwa 22% dari tinta yang diuji mengandung senyawa kimia karsinogenik.
Sementara survei 2017 oleh jurnal peer-review Scientific Reports memperingatkan bahwa partikel mikroskopis dari tinta tato dapat bermigrasi ke dalam tubuh dan berakhir di kelenjar getah bening. (*) Cece/Stylo
Artikel ini telah tayang di GridHealth.id dengan judul " 75% Tinta Tato Mengandung Karsinogen Bahan Kimia Beracun, Studi" Penulis: Soesanti Harini Hartono
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
Potret Serba Pink Marshanda Kenakan Off-Shoulder Dress, Makin Cantik dan Memikat!
KOMENTAR