“Jadi saat nasional diminta memakai batik, nah di Bali menggunakan Endek dengan berbagai motif,” kata Pitana.
Kain Endek memiliki motif yang beragam. Di setiap daerah di pulau Bali, kain Endek memiliki motif dan ciri khasnya sendiri. Seperti Karangasem yang memiliki motif Endek Sidemen.
Adapula daerah Tenganan yang memiliki warna cokelat tanah. Untuk kawasan pulau Nusa Penida, warna yang digunakan adalah warna-warna cerah.
“Hijau cerah dengan motif yang disebut dengan Rangrang, bentuknya seperti segitiga-segitiga (bertumpuk),” jelas Pitana.
Terkait motif, Pitana mengatakan, Endek bisa saja digunakan untuk pakaian, atasan, bawahan, atau tas, asalkan motifnya bukanlah motif yang dianggap suci. Misalnya, motif Dewa atau huruf-huruf suci.
Baca Juga: Koleksi Batik Jambi, Jadi Bentuk Dukungan Desainer Wignyo Rahadi
Sebab, beberapa motif kain Endek dianggap sakral, seperti motif Patra dan Encak Saji. Motif ini hanya digunakan untuk kegiatan-kegiatan di pura atau kegiatan keagamaan lainnya.
“Tentu saja motif yang seperti itu tidak etis jika digunakan untuk di tempat-tempat yang tidak baik,” ujarnya.
Namun, motif-motif ini sangat jarang ditemukan. Pengrajin biasanya membuatnya karena ada pesanan khusus untuk dipajang atau untuk tempat suci.
Motif kain Endek semakin berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Saat ini, Endek juga mulai dipadupadankan dengan kain jenis lainnya untuk menghasilkan busana yang indah.
Nah, itu dia Stylovers sejarah dan filosofi dari kain Endek Bali, wastra Indonesia yang belakangan dipakai dalam koleksi Christian Dior. Betapa membanggakan kekayaan Indonesia yang satu ini! (*)
Premiere Film Baru Bareng Suami, Marsha Timothy Tampil Anggun dengan Slit Dress Hian Tjen
KOMENTAR