Stylo Indonesia - Tubuh kita bisa menunjukkan sinyal mengenai keadaan stress kita, Stylovers.
Namun, ada satu bagian tubuh yang sering luput dari perhatian padahal kondisinya juga menunjukkan tingkat stress kita.
Yap! Bagian itu adalah kuku dan kita wajib tahu kondisinya.
Kondisi kuku bisa menunjukkan tingkat stress kita dan memberi sinyal bahwa kita sedang stress dan perlu penanganan.
Baca Juga: Ini Penyebab Kuku Tumbuh Bergelombang Tidak Rata dan Cara Mengatasinya
Kondisi kuku yang seperti apa sih yang menunjukkan kita sedang stress?
Lalu, apa perbedaannya kuku yang sedang stress dengan kuku yang sehat?
Daripada penasaran, yuk simak!
Untuk menunjukkan tanda-tanda stres, kita perlu untuk tahu anatomi kuku yang sehat termasuk garis yang ada di pangkal kuku.
Kuku yang Sehat
Anatomi kuku yang sehat memiliki lunula atau garis berbentuk bulan separuh berwarna putih di pangkal kuku.
Lunula berisi sel matriks kuku yang bertanggung jawab untuk menghasilkan lempeng kuku baru.
Kuku yang sehat akan tampak berwarna pink muda dan bebas dari ketidaksempurnaan seperti tonjolan.
Baca Juga: Sering Dilakukan, Inilah 5 Bahaya Kebiasaan Menggigit Kuku Bagi Kesehatan
Kuku yang sehat juga membutuhkan nutrisi seperti biotin, zinc, dan zat besi karena kuku terbuat dari protein.
Menurut Institute for the Psychology of Eating, stres secara harfiah menghentikan pencernaan nutrisi atau dapat mempercepat pencernaan, yang berarti nutrisi tidak diserap oleh tubuh.
Hal tersebut dapat memengaruhi kesehatan kuku, Stylovers.
Nah, jika kukumu tidak seperti itu, kemungkinan kamu sedang mengalami stress.
Stress Memengaruhi Bentuk Kuku
Stress telah terbukti dapat memengaruhi bentuk kuku dan berbagai bagian tubuh lain yang berdampak buruk.
Tak terkecuali kuku.
Stres dapat menghentikan sementara atau mengganggu produksi kuku baru pada beberapa atau semua kuku.
Baca Juga: Tren Beauty 2021: Press On Nail, Kuku Palsu Praktis untuk Mempercantik Jari Tangan!
Kondisi Kuku yang Menunjukkan Stress
Kamu setidaknya pernah menemukan kukumu tumbuh dengan satu garis horizontal yang melintasi lempeng kuku.
Kabar baiknya, hal itu benar-benar normal, dan lebih sering disebabkan oleh trauma kecil pada bantalan kuku.
Tetapi perhatikan bahwa garis horizontal juga bisa menjadi tanda penyakit ginjal, infeksi, gagal jantung, dan lainnya (disebut garis Mees atau leukonychia striata).
Jika garis horizontal tak kunjung hilang dalam hitungan minggu, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk diagnosis.
Pinggiran kuku seringkali mengelupas berupa sebuah bagian kecil dari kulit yang cukup mengganggu.
Ternyata, kita tidak bisa mencabutnya begitu saja.
Hal ini seringkali disebabkan oleh kecemasan dan sebaiknya kita menutup pinggiran kuku tersebut dengan plester agar tidak mengganggu dan membuat kita gemas untuk mencabutnya.
Baca Juga: Kutikula Kuku Ternyata Tidak Boleh Dipotong, Ini Alasannya!
Tak hanya kotor dan dapat berpotensi merusak kuku, ternyata menggigiti kuku berdampak lebih buruk dari itu.
Ternyata ada hubungan dari menggigit kuku dengan kondisi emosional kita terutama kecemasan.
Semakin banyak kita menggigit, semakin kita merasa rileks.
Menggigit kuku merusak lempeng kuku dan terkadang menyebabkannya terpisah dari bantalan kuku yang dapat menyebabkan nyeri dan risiko infeksi.
Tetapi apa yang terjadi jika kuku sudah terlanjut tidak sehat?
Meski matriks kuku secara konstan menghasilkan sel-sel baru yang dikemas rapat untuk membentuk lempeng kuku, perlu waktu yang signifikan untuk tumbuh kembali.
Secara umum, kuku membutuhkan waktu sekitar enam bulan untuk tumbuh sepenuhnya, sedangkan kuku jari kaki membutuhkan waktu satu tahun.
Namun, iringi dengan peningkatan kesehatan jasmani dan rohani, Stylovers. (*)
#SemuaBisaCantik
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
Cara Benar Membersihkan Dispenser Agar Kualitas Air Minum Terjaga, Mama Milenial Wajib Tahu!
KOMENTAR