Setelah selesai, ia pun menelepon kembali sang pengorder dan menjanjikan pesanannya akan segera sampai.
Berdasarkan maps, lokasi sang pemesan ada di Pamulang, Tangerang Selatan.
Sayang, setelah ia bersusah payah berkeliling-keliling mencari alamat itu, alamat yang dituju tak juga ditemukan .
Telepon si pengorder pun mendadak tak bisa dihubungi.
Dadanya kini berdegup kencang karena ia merasa sudah menjadi korban fiktif.
Batinnya menangis, mengapa ada orang yang tega mempermainkan orang kecil seperti dia.
Uang Rp300 ribu tidaklah sedikit karena dengan uang sejumlah itu, ia bisa membeli berbagai kebutuhan pokok selama berhari-hari untuk keluarganya.
Apalagi order itu datang di tengah malam dan menjadi order pertamanya saat itu.
Tapi, pasrah karena kejadian itu sudah menjadi takdirnya hingga di malam itu, ia pun berniat menyumbangkan makanan itu ke panti asuhan.
KOMENTAR