Selain hal di atas, mereka juga mengkritisi tingkat tes Covid-19 di Indonesia yang sangat rendah dan tingkat kematian yang proporsional tinggi.
Indonesia disebut mendekam di peringkat ke-163 dengan hanya melakukan 2.193 tes per 1 juta orang.
Memang bisa jadi hotspot
Lantas bagaimana tanggapan epidemiolog?
Epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Riris Andono Ahmad menilai bahwa Indonesia memang bisa menjadi hotspot virus corona berikutnya di dunia.
"Ya memang bisa (jadi hotspot), bila masyarakat tetap tidak patuh protokol kesehatan, kita akan jadi hotspot di dunia karena penularan meluas," kata Riris saat dihubungi Kompas.com, Kamis (25/6/2020).
Baca Juga: Virus DBD Mengintai di Tengah Pandemi Covid-19, Simak Cara Jitu Tangkal Nyamuk Masuk Rumah Ini Deh!
Menurutnya, semua kemungkinan itu ada, namun yang menentukan dapat terjadi atau tidak hanyalah kepatuhan dari masyarakat itu sendiri.
Kemudian, lanjut dia, masyarakat juga sekaligus sebagai pemilik risiko apabila nantinya tertular virus corona atau Covid-19.
"Pada akhirnya, pemilik risiko itu setiap individu. Semua orang akan tertular kalau masing-masing tidak berkontribusi," jelas Riris.
Sebaliknya, apabila pasien yang sebelumnya terinfeksi virus corona bisa sembuh, maka itu adalah buah dari kontribusi.
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
Makin Banyak Pilihan Tenant Internasional di Kota Bekasi, Pakuwon Mall Bekasi Resmi Dibuka!
KOMENTAR