Baca Juga: Warna-Warni Jakarta dalam Koleksi Batik Betawi Terbaru dari Desainer Tenun Wignyo Rahadi
Pada awalnya Kain Pinawetengan hanya memproduksi kain-kain bermotif yang ada di Watu Pinawetengan dalam bentuk cetak (print).
Terdapat guratan-guratan yang sebagian membentuk corak di situs tersebut; ada yang berbentuk manusia, alat kemaluan laki-lakil dan perempuan, corak daun, dan beberapa kumpulan garis tak beraturan tanpa makna.
Tak berhenti sampai di situ kain print ini pun dikembangkan lagi dalam berbagai motif.
Baca Juga: Desainer Wignyo Rahadi Hadirkan Tenun Ikat Tanimbar Maluku dengan Sentuhan Modern
Terdapat corak bunga cengkeh, dan motif aneka binatang bahari, karena Minahasa terkenal akan biota laut yang sangat kaya, serta masih banyak lagi.
Kemudian pada tahun 2007, Kain Pinawetengan mengembangkan produknya menjadi aneka jenis kain dengan teknik pembuatan yang lebih tradisional, mengembangkan tenun ikat dengan corak-corak tradisional khas Minahasa.
Para perajin yang membuat kain jenis ini merupakan staf Wale Tenun yang merupakah bagian dari Yayasan Institut Seni dan Budaya Sulawesi Utara.
Setelah itu, Kain Pinawetengan mengembangkan tenun songket yang ragam motifnya pun masih diambil dari berbagai motif tradisional khas Minahasa.
GUESS Shimmer Soiree, Tampilkan Perpaduan Koleksi Terbaru yang Elegan dan Mewah
KOMENTAR