Tren Pengantin Hijab 2019 dari Desainer Bridal Bramanta Wijaya

Stylo.ID - Mulai menutup tahun, yang kemudian jadi perhatian adalah apa sih tren pengantin hijab di tahun 2019 mendatang?

Bicara tren pengantin hijab 2019, kira-kira model gaun seperti apa yang kira-kira akan populer dan digemari ya?

Nah daripada Stylovers terus bertanya-tanya, seperti apa tren pengantin hijab 2019, Chia Stylo.ID pun langsung bertanya pada desainer bridal Bramanta Wijaya.

Baca Juga : Selain Lindswell Kwok, Ini Inspirasi Baju Pengantin Lainnya dari Desainer Rika Wirtjes

Yap, inilah tren pengantin hijab 2019 dari desainer bridal Bramanta Wijaya yang Chia Stylo.ID rangkum.

#Tren Pengantin Hijab 2019 dari Desainer Bridal Bramanta Wijaya - Classic dan Timeless

Ketika ditemui di Raffles Hotel, Jakarta Selatan, pada hari Jumat (7/12/2018), Bramanta Wijaya mengungkapkan tren apa yang akan jadi populer untuk para pengantin hijab.

"Tren memang berubah setiap tahunnya, namun saya menyarankan model baju pengantin untuk hijab ataupun non hijab haruslah klasik dan tak lekang oleh waktu," ujarnya pada Chia Stylo.ID.

Bramanta menambahkan, karena pada esensinya pernikahan adalah momen yang penting dan terjadi sekali seumur hidup.

"Jadi bukan sesuatu yang trendi memang, karena biasanya yang trendi hanya bertahan 1-2 tahun. Pilih model yang kekinian namun bisa bertahan hingga 20 tahun kedepan misalnya," jelasnya.

Baca Juga : Tampilan Baju Pengantin Hijab Simpel Lindswell Kwok Saat Menikah dengan Achmad Hulaefi

#Tren Pengantin Hijab 2019 dari Desainer Bridal Bramanta Wijaya - Konsep Modestwear

Nah, Bramanta Wijaya juga menegaskan bahwa kamu harus yakin konsep modestwear seperti apa yang akan dipakai nih, Stylovers.

"Kamu harus rinci, konsep modestwear seperti apa yang pengin kamu pakai saat pernikahan nanti karena nggak semua gaya akan cocok untuk semua orang," ujar Bramanta.

Ia menambahkan, sesuai yang kita tahu kalau baju muslim tidak memperbolehkan lekuk tubuh tapi beberapa negara ternyata tidak masalah.

"Intinya sih harus tahu gaya yang bagaimana yang pengin dipakai dan sesuaikan dengan budaya kita," tutupnya. (*)

PROMOTED CONTENT