Stylo.ID - Untuk pertama kalinya kolaborasi dua budaya negara yang berbeda, Indonesia dan Australia berkolaborasi di panggung Jakarta Fashion Week 2019.
Runway Jakarta Fashion Week 2019 selalu menghadirkan koleksi yang menjadi acuan bagi para fashionista di setiap tahunnya.
Tidak jarang para desainer Tanah Air menghadirkan nuansa tradisional yang sangat kental, baik yang dimodifikasi maupun tidak. Terutama dengan karya yang menghadirkan sentuhan motif batik Indonesia menjadi busana yang selalu menghiasi panggung Jakarta Fashion Week 2019.
Baca Juga : Berita Jakarta Fashion Week 2019: Koleksi Desainer Barli Asmara Bernuansa Paris Romantis
Di tahun ini, untuk pertama kalinya seni dan gaya busana penduduk asli Australia turut meramaikan Jakarta Fashion Week 2019 di Australian Fashion Showcase with collections form Aboriginal Arts Centre dan Novita Yunus dengan brand Batik Chic yang membawa unsur kecanggihan, kecerdasan dan kreatifitas.
"Kami menyatukan keduanya di atas panggung JFW dengan menunjukkan kaitan yang kuat antara desainer kreatif dua negara," ungkap Allaster Cox, Wakil Duta Besar Australia yang ditemui Dinda Stylo.ID pada hari Sabtu (20/10/2018), di Senayan City Jakarta.
Mewakili lebih dari 60 Pusat Seni Penduduk Asli di seluruh Australia, Darwin Aboriginal Arts Foundation (DAAF) berbagai panggung dengan perserta kursus singkat Austalia Awards Novita Yunus, untuk koleksi terbaru dari Batik Chic di Jakarta Fashion Week 2019.
Baca Juga : Busana Modest Feminin ala Gadis Korea Karya Ria Miranda di Ajang Jakarta Fashion Week 2019
Di panggung tersebut hadir koleksi unik DAAF from country to couture menceritakan kisah yang kaya tentang sejarah penduduk asli dan warisan budaya melalui busana kontemporer.
Etnik budaya Aborigin juga memberikan kesan tersendiri melalu tampilan bulu burung khas Australia dan sentuhan alam pada koleksi DAAF di panggung Jakarta Fashion Week 2019.