Collagena, Solusi Jaga Tulang dan Sendi Tetap Sehat hingga Usia Tua

By Stylo Writer, Minggu, 15 Desember 2024 | 12:14 WIB
Pikko Wijaya (Marketing Manager RTD Tea, Coffee, Milk, & Juice PT. Mayora Indah Tbk), Tasya Farasya, dr. Adrian Setiaji Sp.KFR, AIFO-K (Dokter Spesialis Ahli Penyakit Otot, Tulang, Sendi, Saraf kejepit & Kelainan Tulang Belakang) (Collagena)

Stylo Indonesia - Collagena yang merupakan susu steril pertama di Indonesia dengan 1.000 mg kolagen, hadir sebagai solusi praktis untuk menjaga kolagen tubuh agar tetap terjaga.

Kolagen adalah komponen yang membentuk sekitar 80% struktur organik tulang, memberikan kekuatan dan fleksibilitas pada tulang, serta tempat melekatnya mineral seperti kalsium dan fosfat.

Collagena menjadi pilihan untuk memenuhi kebutuhan kolagen harian dan menjaga tubuh tetap kuat, bugar, serta aktif di tengah kesibukan.

Menurut ahli kedokteran fisik dan rehabilitasi, dr. Adrian Setiaji Sp.KFR, AIFO-K, gejala seperti nyeri lutut, punggung, bahu, dan nyeri sendi lainnya saat bergerak sering kali merupakan tanda bahwa struktur tulang dan bantalan sendi mulai melemah.

“Kolagen adalah protein utama yang membentuk jaringan ikat, termasuk ligamen, tendon, dan tulang rawan. Ketika kadar kolagen menurun, tubuh kehilangan kekuatan strukturalnya. Hal ini dapat memicu osteoporosis, melemahnya otot, dan penurunan mobilitas, terutama di usia lanjut,” jelas dr. Adrian.

Baca Juga: Susu Steril dengan Kolagen Pertama di Indonesia, Collagena Jadi Cara Praktis Awet Muda

Selain itu, kolagen juga membentuk 10% jaringan otot, yang membantu mempertahankan kekuatan dan elastisitas otot.

Kolagen cenderung berkurang sejak usia 25 tahun, dengan rata-rata penurunan sekitar 1–1,5% setiap tahun dan akan terus berkurang.

Jika diakumulasi, pada usia 50 tahun, tubuh bisa kehilangan hingga 25% dari total kolagen alaminya.

Padahal, kolagen sangat penting untuk menjaga kekuatan tulang, elastisitas sendi, dan fungsi otot.

“Semakin rendah kadar kolagen, semakin besar risiko kekakuan sendi, nyeri, dan bahkan gangguan mobilitas. Tanpa asupan kolagen yang cukup, jaringan ikat menjadi lebih lemah dan kurang fleksibel,” tambah dr. Adrian.

Pengalaman serupa dialami oleh Dave Hendrik, seorang publik figur dan salah satu member DVET.