Fashion Show Merdi Sihombing x Humbang Kriya, Karya Busana dengan Pewarna Alami dari Limbah Hotel yang Siap Mendunia

By Stylo Writer, Senin, 18 November 2024 | 15:19 WIB
Karya busana Merdi Sihombing x Humbang Kriya yang digunakan oleh para Komunitas Srikandi Bisnis dan Keuangan Indonesia (Merdi Sihombing x Humbang Kriya)

Stylo Indonesia - Inovasi fashion keberlanjutan kembali ditunjukkan melalui fashion show bertajuk “Simangulampe”, kolaborasi desainer Merdi Sihombing dan Dumasi Marisina M. Samosir, Direktur PT Asuransi Sinar Mas sekaligus pembina Rumah Kreatif Sinar Mas.

Fashion Show Merdi Sihombing x Humbang Kriya ini digelar pada 16 November 2024 di Area Sunken Museum Nasional Indonesia, sebagai bagian dari rangkaian perayaan 25 tahun perjalanan Merdi Sihombing di industri fashion melalui pameran The Flying Cloth.

Kolaborasi Merdi Sihombing dan Humbang Kriya, sebuah UMKM binaan Rumah Kreatif Sinar Mas, dimulai sejak 2016 dengan fokus pada pelatihan penggunaan pewarna alami.

Sejak awal, Merdi berperan penting dalam melatih pengrajin Humbang Kriya di Dolok Sanggul, Sumatra Utara, untuk menguasai teknik pewarnaan alami dan menjaga tradisi budaya kain ikat celup.

Baca Juga: Merdi Sihombing Gelar Pameran The Flying Cloth, Karya Fesyen yang Kaya Budaya Lokal dan Peduli Lingkungan

Desainer Merdi Sihombing dan Dumasi Marisina M. Samosir, Direktur PT Asuransi Sinar Mas sekaligus pembina Rumah Kreatif Sinar Mas (Humbang Kriya)

“Lewat Humbang Kriya ini saya mencoba membangkitkan kembali budaya kain ikat celup dengan mengajarkannya ke para pengrajin Humbang Kriya. Yang saya ajarkan bukan hanya dari cara membuatnya, tapi juga bahan-bahan pewarnanya yang semua berasal dari alam,” jelas Merdi.

Inovasi Pewarna dari Sampah Dapur Hotel

Di tahun 2024, Merdi bersama Humbang Kriya mengambil langkah baru dengan memanfaatkan sampah dapur hotel sebagai bahan pewarna alami.

Bersama Coffee Hotel Ayola Dolok Sanggul (CHADS), mereka mengumpulkan kulit kentang, kunyit, wortel, serta limbah buah-buahan lainnya.

Dumasi menjelaskan, "Saat ini kita bekerja sama dengan Coffee Hotel Ayola Dolok Sanggul (CHADS) untuk mengumpulkan sampah dapur mereka, seperti kulit kentang, kunyit, wortel, dan aneka buah-buahan. Sampah ini akan direbus hingga keluar warnanya, lalu disaring airnya. Nah, kain yang sudah diikat-ikat akan direndam dalam air itu. Proses merendamnya pun harus berkali-kali sehingga butuh waktu lama".

Kolaborasi ini diharapkan berkembang dengan lebih banyak hotel bergabung dalam gerakan ramah lingkungan ini.