IN2MF in Paris, Modest Fashion Wastra Indonesia Kembali Menembus Pasar Global

By Annisa Suminar, Rabu, 18 September 2024 | 13:10 WIB
Deretan desainer yang menampilkan koleksinya di IN2MF in Paris (Dok IN2MF)

Stylo Indonesia - Perkuat upaya Indonesia jadi kiblat modest fashion dunia, moddest fashion wastra Indonesia kembali menembus pasar global melalui Indonesia Internasional Modest Fashion Festival (IN2MF) in Paris.

Dalam rangka mewujudukan hal tersebut, Bank Indonesia terus mendukung pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan melalui berbagai program pengembangan ekonomi dan keuangan syariah (eksyar).

Hal tersebut diwujudkan salah satunya melalui upaya Indonesia menjadi kiblat modest fashion dunia, sejalan dengan visi Indonesia menjadi pusat produsen halal terkemuka di dunia sebagaimana tertuang dalam Masterplan Industri Halal Indonesia (MPIHI).​ 

Bank Indonesia mencatat nilai ekspor komoditas modest fashion selama periode Januari sampai dengan Juli 2024 mencapai USD632,76 juta, atau secara tahunan meningkat sebesar 3,38%.

Mendukung upaya tersebut, Bank Indonesia kembali bersinergi dengan Kementerian Koperasi dan UKM, Indonesia Fashion Chamber (IFC) dan Kedutaan Besar Republik Indonesia Paris Prancis pada perhelatan Indonesia Internasional Modest Fashion Festival (IN2MF) yang diselenggarakan kedua kalinya di Paris, Prancis pada 7 September 2024.

Pagelaran modest fashion IN2MF diintegrasikan dengan pameran perdagangan skala global Who's Next pada 8-10 September 2024 di Porte de Versailles, Paris.

Ajang ini menampilkan fesyen berbasis wastra dengan prinsip berkelanjutan dan santun yang siap bersaing di pasar global dari segi kualitas, inovasi maupun tren terkini.

Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung menyampaikan bahwa fesyen dengan tampilan yang santun bukan hanya sebuah tren, namun suatu gerakan global yang mencerminkan keanggunan, martabat, dan kebanggaan budaya yang selaras dengan nilai-nilai Indonesia.

Deputi Gubernur Juda menambahkan, kontribusi industri modest fashion dalam mendukung kemajuan eksyar perlu diperkuat ke pasar global, selaras dengan capaian Indonesia yang telah menduduki peringkat ketiga di bidang industri modest fashion pada laporan State of the Global Islamic Economy 2023.

Ke depan, Bank Indonesia bersama dengan mitra strategis akan terus mendukung IN2MF merambah pasar global serta memperkuat promosi wastra nusantara melalui pengembangan inovasi dan kreativitas berstandar internasional.

Duta Besar Indonesia untuk Prancis, Mohamad Oemar menyampaikan komitmen untuk mendukung pengembangan eksyar melalui promosi industri modest fashion Indonesia di tingkat internasional, utamanya di Paris.

Hal ini sejalan dengan cita-cita menjadikan Indonesia sebagai kiblat modest fashion dunia, serta meningkatkan ekspor Indonesia. Sejarah telah mencatat Prancis sebagai ibu kota mode dunia, tecermin dari industri mode Prancis yang mampu mewakili 30% dari pangsa pasar industri global dengan total omset mencapai 154 miliar Euro dan menghasilkan 1 juta lapangan pekerjaan di Prancis.

Hal ini menjadi peluang bagi Indonesia untuk merambah pasar tersebut terutama dalam mendorong peningkatan ekspor modest fashion berbasis wastra nusantara.

Baca Juga: IN2MF in Paris Pamerkan Modest Fashion dengan Keunikan Kultural dan Heritage Indonesia di Pasar Eropa

Dalam kesempatan yang sama, terobosan untuk mendorong promosi produk modest fashion Indonesia di ranah global dilakukan melalui penandatanganan perjanjian kerja sama antara Dewan IKRA dan Printemps Paris.

Kerja sama ini akan memperkuat eksposur produk binaan IKRA yang dijual di pusat perbelanjaan Printemps di Paris.

Deretan desainer yang menampilkan koleksinya di IN2MF in Paris (Dok In2mf)

IN2MF Paris merupakan rangkaian menuju puncak IN2MF pada 30 Oktober – 3 November 2024 mendatang di Jakarta, bersamaan dengan gelaran akbar Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) yang ke-11 di tahun 2024.

Pada tahun ini, IN2MF telah dilaksanakan di beberapa kota dunia yaitu Kuala Lumpur, Dubai, dan Istanbul. IN2MF Paris kali ini turut menampilkan karya desain ternama Indonesia di antaranya adalah Itang Yunaz, Wignyo, dan Dian Pelangi.

Gelaran berkelas dunia yang diluncurkan sejak Oktober 2022 ini ditargetkan menjadi rujukan bagi industri modest fashion dunia dan mendorong Indonesia menjadi pemain kunci di pasar global. 

Batik Chic by Novita Yunus menghadirkan koleksi bertema "Indigo Whispers" yang menggabungkan tradisi, keberlanjutan lingkungan, dan gaya kontemporer, dengan inspirasi dari warna lautan indigo yang memancarkan keindahan alam Indonesia.

Koleksi ini merupakan hasil dari keterampilan pengrajin Indonesia yang mengutamakan warisan budaya dan komitmen terhadap keberlanjutan yang tercermin dalam penggunaan bahan ramah lingkungan dan praktik produksi yang etis.

Kain ecoprint sutra yang mewah dipadukan dengan sutra Garut untuk menciptakan busana elegan yang dilengkapi dengan detail bordir yang rumit.

Didesain untuk wanita modern, koleksi ini mencakup berbagai jenis pakaian seperti kaftan, outer, blouse, dress, dan celana, serta menggunakan teknik Kanoko dan menghadirkan ansambel yang chic dan serbaguna.

Palet warna diambil dari kedalaman lautan, meliputi indigo yang dalam, nuansa biru, dan ungu yang menenangkan, menonjolkan keindahan alami yang memikat.

Yece by Yeti Topiah menampilkan koleksi bertemaBeusea” yang terinspirasi dari kekayaan bawah laut Indonesia. Laut Indonesia merupakan wilayah dengan keanekaragaman terumbu karang tertinggi di dunia.

Mengacu pada terumbu karang laut yang berbentuk geometri, koleksi ini menggunakan kain tenun Indonesia dengan ciri yang sama.

Kekayaan biota laut yang beragam warna tetapi hidup selaras dan harmonis turut menginspirasi koleksi ini yang menggunakan wastra berupa tenun Troso Jepara.

Tenun adalah kain yang dibuat dengan teknik mengabungkan benang secara memanjang (disebut benang lungsi) dan melintang (disebut benang pakan) secara bergantian.

Koleksi casual modest wear ini mengaplikasikan style tahun 1960 dengan siluet A dan geometris dalam bentuk padupadan mini dress dan mini skirt minimalis warna cerah dan motif kontemporer.

Detail sulaman memberi kesan eksklusif pada koleksi ini. Warna yang diambil dari alam semesta yang memberikan suasana tenang dan nyaman.

Luvnic by Luffi menghadirkan koleksi yang terinspirasi dari suasana dan rasa kehidupan yang diinginkan manusia yaitu kebahagiaan, hati yang tenang, suasana yang tentram, damai, dan alam semesta pun menyambut dengan suka cita.

Yang digambarkan dari suasana alam yang tenang, cuaca yang sejuk cerah, air yang mengalir dengan tenang, cahaya matahari yang terang yang kemudian diaplikasikan melalui karya busana dengan menggunakan warna terang dan energik seperti biru, kuning, putih, serta desain kasual, simple, dengan menggunakan motif batik modern yang diambil dari inspirasi bentuk geometri dari alam semesta yang memberikan suasana tenang dan nyaman.

Brilianto menampilkan koleksi bertema “Reunited” yang bermakna menyatukan kembali. Koleksi ini merupakan hasil dari menyatukan potongan-potongan bahan menjadi satu sehingga bisa dipakai kembali.

Penggunaan bahan dengan warna, tekstur, dan motif senada dengan wastra Sumatera Selatan yaitu kain jumputan.

Koleksi ini terbilang eksklusif dan limited karena dibuat tangan dengan detail yang rumit, sehingga memiliki nilai artistik yang tinggi.

Koleksi ini juga mengajarkan tentang pelestarian lingkungan karena menggunakan banyak material yang ramah lingkungan dan material daur ulang yang diproses dengan baik sehingga memiliki nial jual yang tinggi

Jamilah x Prafito by Tujuh Bersaudara meluncurkan debut koleksi bertema “Hanabloem” dengan desain kontemporer yang mewah menggunakan wastra Sumatera Selatan.

Kain premium yang terbuat dari tenun, sutra, dan linen bertekstur menjadi sorotan utama dalam koleksi Musim Semi/Musim Panas 2025 ini yang menciptakan tampilan yang unik.

Kemewahan yang tercipta dari koleksi ini dirancang dengan memperhatikan pula kenyamanan dengan menggunakan cutting terkini.

Dama Kara menghadirkan koleksi bertema “Ramaniya” yang dalam bahasa sansakerta memiliki arti Permata yang Cantik.

Koleksi ini dibuat sebagai upaya untuk mengolah limbah menjadi sesuatu yang bermanfaat sehingga memiliki pesan untuk lebih peka terhadap kebermanfaatan lingkungan sekitar.

Koleksi ini mengeksplorasi limbah ampas kopi sebagai pewarna alami yang dipadukan dengan wastra tenun Garut yang dibuat oleh pengrajin, teknik bordir, dan batik cap traditional.

Koleksi ini mengaplikasikan motif piramid dan Gayatri dengan filosofi yang terkandung bahwa setiap insan diciptakan dengan keistimewaannya masing-masing.

Dua garis pada motif Gayatri memiliki makna dualisme yaitu di balik sisi kurang yang terlihat, tiap insan dianugerahi kelebihan oleh sang pencipta. Sedangkan motif piramid yang memiliki siluet segi empat memiliki simbol kemakmuran dan kesejahteraan.

Itang Yunasz menghadirkan koleksi bertema “Arunika” yang diambil dari bahasa Sanskerta dengan arti “cahaya fajar” yang melambangkan awal yang baru, harapan, dan keindahan yang muncul saat matahari terbit.

Arunika dikaitkan dengan Pulau Bali yang terkenal memiliki keindahan alam, budaya, dan wastra seperti kain songket dengan keragaman motifnya.

Koleksi ini mengadaptasi elemen tradisional dan sentuhan modern. Setiap desain menggabungkan kemewahan bahan premium dengan keunikan motif songket Bali, menciptakan busana yang tak hanya menonjolkan estetika, namun juga sarat makna budaya.

Sebuah perayaan keindahan dan kekayaan budaya Bali yang diwujudkan dalam setiap siluet busana yang memesona, serta perpaduan antara desain etnik dan kemewahan yang elegan.

Koleksi ini memberikan pilihan busana yang menonjolkan siluet feminin dengan detail yang memukau, dari gaun panjang yang anggun hingga blus dengan potongan modern yang tetap mempertahankan kesan elegan.

Warna-warna alami yang diambil dari alam Bali, seperti emas, merah marun, dan biru langit, memperkuat nuansa etnik dan kemewahan yang menjadi ciri khas koleksi ini.

Deretan desainer yang menampilkan koleksinya di IN2MF in Paris (Dok IN2MF)

Wignyo menghadirkan koleksi bertema “Second Life” sebagai wujud kepedulian terhadap pelestarian lingkungan. Wignyo memanfaatkan potongan kain tenun ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) yang sebelumnya tidak terpakai dan hanya berakhir sebagai limbah tekstil.

Melalui eksplorasi desain dengan teknik aplikasi perca, potongan-potongan kain tenun ATBM hasil pengembangan Wignyo seperti spunsilk, tenun full bintik, tenun lurik, tenun salur bintik, dan tenun benang putus, dirangkai menjadi gaya pakaian yang artistik.

Koleksi yang terdiri dari long dress, blouse, outerwear/cape, rok overslah, dan celana panjang dengan desain timeless serta potongan simetris ini didominasi oleh warna-warna cerah untuk menonjolkan sisi kasual dan energik.

Detail ruffle, list warna kontras, kerut, lipit, dan ornamen patchwork dengan nuansa warna terakota, lime green, biru, hijau monokromatis, dan oranye menjadi sorotan aksentuasi koleksi ini.

Dian Pelangi menampilkan koleksi bertema “Street Style Parisian” yang merupakan perpaduan gaya kasual modern dengan sentuhan budaya tradisional melalui penggunaan wastra tenun limar khas Palembang. Setiap detail dalam koleksi ini dirancang dengan teknik tenun dan bordir yang unik, menghasilkan tampilan yang elegan dan memikat.

Penggunaan bahan jeans memberikan nuansa kasual yang menjadi ciri khas koleksi ini. Tak hanya itu, koleksi ini juga dilengkapi dengan aksesori topi dan hijab yang di-styling secara khusus untuk menciptakan tampilan yang unik dan modis.

Dian Pelangi juga mengusung prinsip sustainable development goals (SDG) khususnya zero waste, dengan memanfaatkan kain perca sisa produksi menjadi embellishment berbentuk bunga-bunga.

Kehadiran Dian Pelangi di IN2MF Paris diharapkan semakin memperkuat posisi brand ini sebagai pelopor modest fashion yang menggabungkan tradisi dan modernitas, sekaligus mendukung keberlanjutan dalam industri fashion.

(*)