Penyebab Buang Air Besar Berdarah, Awas Masalah Ini Sering Disepelekan

By Grace Kencana Pranata, Rabu, 21 Agustus 2024 | 17:30 WIB
Ilustrasi BAB berdarah (Freepik)

Stylo Indonesia - Stylovers, permasalahan pencernaan soal Buang Air Besar atau BAB ternyata cukup beragam.

Mulai dari sembelit, mencret, hingga BAB berdarah, menjadi masalah pencernaan yang sering dialami banyak orang.

Kasus BAB berdarah ini juga menjadi masalah yang sering dialami baik pria maupun perempuan.

Nah, sebenarnya, apa sih yang menjadi penyebab BAB berdarah?

Penyebab dari BAB berdarah ini ternyata bisa dikarenakan ada berbagai kondisi medis yang menyertai kasusnya.

Mulai dari kasus medis yang paling ringan hingga yang serius.

Berikut ini menjadi penyebab umum munculnya masalah BAB berdarah yang perlu kamu pahami.

Infeksi saluran pencernaan

Gejala yang timbul yaitu diare yang bercampur darah, demam, dan nyeri perut.

Pengobatan tergantung pada penyebab infeksi, seperti antibiotik untuk infeksi bakteri.

Penting untuk menghindari makanan atau air yang terkontaminasi untuk mencegah infeksi.

Wasir

Darah segar yang menetes setelah BAB, biasanya disertai dengan rasa gatal atau nyeri di area anus. 

Meningkatkan asupan serat dan air untuk mencegah sembelit.

Menggunakan salep atau supositoria yang dijual bebas untuk mengurangi peradangan.

Menghindari duduk terlalu lama atau mengejan berlebihan saat BAB.

Konsultasi ke dokter jika wasir berlanjut atau sangat nyeri.

Fisura ani

Ciri khas dari kasus ini yaitu nyeri tajam saat BAB dan darah merah segar yang biasanya terlihat di permukaan tinja.

Baca Juga: Susah BAB Karena Kurang Serat, Ini Minuman Alami Pelancar BAB

Mengonsumsi makanan tinggi serat dan minum banyak air untuk membuat tinja lebih lunak.

Menggunakan salep atau krim yang dapat membantu penyembuhan.

Konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat jika fisura ani tidak sembuh dengan sendirinya.

Polip

Bisa menyebabkan darah pada tinja, perubahan pola BAB, dan penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.

Pemeriksaan rutin seperti kolonoskopi untuk mendeteksi dan mengangkat polip sebelum berkembang menjadi kanker.

Jika didiagnosis kanker, perawatan dapat melibatkan operasi, kemoterapi, atau terapi radiasi tergantung pada stadium kanker.

Radang usus

Kasus ini biasanya memiliki gejala sakit perut, diare berdarah, dan penurunan berat badan.

Segera konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.

Pengobatan mungkin termasuk obat anti-inflamasi, imunosupresan, atau terapi biologis. Baca Juga: BAB Keras Setelah Melahirkan, Perbanyak Minum Air Putih dan Lakuin Ini

 

(*)