Menyesal Baru Tau Sekarang, Ternyata Penggunaan Kamper Berlebihan Sebabkan Kematian, Ini Penjelasannya

By Stylo Writer, Senin, 20 Mei 2024 | 09:00 WIB
Menyesal Baru Tau Sekarang, Ternyata Penggunaan Kamper Berlebihan Sebabkan Kematian, Ini Penjelasannya (Kompas.com)

Stylo Indonesia - Kapur barus atau kamper merupakan zat padat berupa lilin berwarna putih yang agak transparan dengan aroma yang khas dan kuat.

Umumnya kamper diletakkan di dalam lemari atau kamar mandi, yang mana berguna sebagai pengharum, pengusir kecoak, sampai menjaga kelembaban berlebih, sehingga dapat mencegah jamur pada ruang lembab.

Akan tetapi, penggunaan kamper tidak hanya sekadar untuk diletakkan di dalam kamar mandi atau pun lemari saja. Zat tepenoid dari pohon laurel kamper ini bisa digunakan di luar kamar mandi maupun lemari.

Pemakaian kamper yang tinggi, juga tidak terlepas dari cara menggunakannya yang cukup mudah dan harganya yang relatif murah.

Mudah, karena menggunakannya cukup dengan menggantung atau meletakkannya di sudut ruangan.

Namun, di balik manfaatnya yang cukup banyak, ternyata memakai kamper ada risikonya

Sebabkan kanker

Naftalen (dengan rumus molekul C10H8), yang diklasifikasikan sebagai polutan polycyclic aromatic hydrocarbons (PAH), disinyalir sebagai penyebab peningkatan risiko kanker terhadap orang dewasa.

“Kamper bisa mengganggu kesehatan jika digunakan secara berlebihan atau terjadi kontak langsung melalui sistem pernapasan. Terutama bagi mereka yang berada pada kondisi rentan, seperti ibu hamil, bayi, anak-anak, atau orang yang sangat sensitif terhadap zat pewangi,” tutur Dr. MM. Sintorini Moerdjoko,

Selain itu, jika gas kedua zat kimia ini terhirup oleh hidung, dapat menyebabkan kepala pusing, mual, hingga muntah.

Sedangkan bagi penderita asma, wewangian yang beraroma tajam juga dapat menyebabkan serangan asmanya.

Akibatkan radang hingga iritasi

Paparan kamper melalui mata, juga dapat menyebabkan radang, iritasi, dan kemerahan pada mata.

Selain itu, kornea juga dapat mengalami kerusakan sehingga penglihatan korban menjadi kabur.

Bila racun terpapar melalui kulit, dapat menyebabkan iritasi kulit, rasa panas, reaksi alergi dan ada rasa gatal-gatal.

Gangguan kesehatan yang lebih serius bisa terjadi jika kamper tertelan.

Akibat yang ditimbulkannya adalah iritasi saluran pencernaan dan mengakibatkan mual, muntah, dan diare.

Sebuah studi yang dilakukan oleh organisasi kesehatan dunia, WHO, menyebutkan apabila terjadi kontak langsung antara zat kamper (naftalen) dengan bayi secara perkutan (penyerapan melalui kulit) dan paparannya sering secara berlebihan, maka dapat meningkatkan kadar bilirubin dalam darah dan akan mengganggu sistem syaraf pusat.

Walaupun begitu, bukan berarti kamper tak boleh digunakan.

Asal caranya benar, ia bisa dikurangi bahayanya. Semoga membantu! (*)