Stylo Indonesia - Banyak orang malas ganti sprei, mungkin termasuk Stylovers.
Pasalnya, sprei tetap terlihat bersih dan nyaman digunakan saat tidur dalam waktu yang lama.
Padahal, banyak bakteri dan kuman yang tak terlihat mengendap di sprei.
Hal ini dapat menimbulkan berbagai masalah dalam jangka panjang.
Yuk, simak dampak malas ganti sprei dalam jangka panjang yang penting diketahui dari Stylo Indonesia berikut ini.
Baca Juga: Noda Menstruasi Tak Bisa Hilang di Seprai? Ini Langkah Terbaik yang Bisa Dilakukan!
Sprei yang tidak diganti dalam waktu yang lama mengundang serangga, seperti tungau debu atau tungau kasur dan kutu busuk.
Gigitan serangga tersebut menimbulkan berbagai masalah kulit.
Mulai dari rasa gatal, ruam merah, alergi hingga iritasi yang menimbulkan rasa sakit dan luka pada kulit.
Debu yang menempel di sprei kotor juga memengaruhi kesehatan kulit, seperti muncul jerawat dan kemerahan.
Apalagi tidur dengan kondisi makeup belum dibersihkan pada kasur dengan sprei yang kotor.
Ditambah sisa makanan yang tertinggal di sprei yang kotor mengundang serangga lainnya, seperti semut, lalat hingga kecoa.
Selain menimbulkan rasa jijik, hal ini bisa menyebabkan penyakit kulit yang serius.
Bakteri, kuman, serangga, serta debu yang menumpuk pada sprei yang kotor juga dapat menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan dalam jangka panjang.
Menghirup terlalu banyak kotoran dan debu berisiko menyebabkan alergi, batuk, bersin, hidung tersumbat dan radang tenggorokan.
Pada kondisi ekstrem, seseorang bisa mengalami gangguan saluran pernapasan, seperti asma hingga sesak napas akut.
Karenanya, penting mengganti sprei minimal sekali dalam 2 minggu untuk menjaga kebersihan tempat tidur agar terhindari dari berbagai masalah kesehatan.(*)
Baca Juga: Cara Mencuci Sprei yang Dekil Biar Kinclong Kayak Baru Tanpa Harus ke Laundry