5 Fakta tentang Fetish, Boleh Dituruti atau Tergolong Kelainan?

By Cerysa Nur Insani, Jumat, 29 Desember 2023 | 17:00 WIB
Pakaian seperti dress pendek atau sepatu high heels bisa menjadi objek fetish. (Freepik)

Stylo Indonesia - Stylovers, apakah kamu pernah mendengar kata fetish?

Fetish seringkali dikaitkan atau dianggap sebagai kelainan seksual.

Sebab, kerap diberitakan orang yang memiliki fetish yang dianggap tak wajar bagi banyak orang.

Namun, ternyata fetish belum tentu kelainan dan dalam batas wajar masih boleh dituruti, lho!

Yuk, simak beberapa fakta mengenai fetish berikut ini!

1. Apa itu fetish?

Fetish merupakan gairah seksual yang melibatkan benda mati.

Misalnya, gairah seksual yang meningkat ketika pasangan mengenakan sepatu high heels atau celana dalam dengan model tertentu.

Selain itu, fetish juga bisa berfokus pada anggota tubuh yang bukan organ seksual.

Misalnya gairah seksual yang meningkat ketika melihat kaki atau rambut dari lawan jenis.

Baca Juga: Normalkah Fetish Terhadap Kain Jarik? Ini Kata Psikiater!

2. Tidak sama dengan BDSM

Fetish tidak sama dengan perilaku erotis Bondage, Dominance, Sadism, dan Masochism (BDSM).

BDSM berfokus pada aktivitas seksualnya.

Misalnya lebih bergairah ketika hubungan seksual melibatkan kegiatan diikat-ikat atau dominasi.

Nah, ini berbeda dengan fetish yang lebih berfokus kepada objek.

Jadi, kurang tepat jika ada orang yang mengatakan bahwa memiliki fetish BDSM.

3. Belum tentu gangguan atau penyakit

Tidak semua fetish itu gangguan atau penyakit lho, Stylovers.

Ada juga kok orang-orang yang hanya memiliki fetish ringan.

Misalnya, dia akan semakin terangsang ketika pasangannya mengenakan sepatu high heels, tapi tidak masalah juga jika pasangannya sedang tidak mengenakannya.

Baca Juga: 10 Jenis Fetish Seksual yang Wajib kamu Ketahui, Cari Tahu Yuk!

Namun kalau fetish sudah menjadi keharusan, itu perlu dikonsultasikan ke psikolog.

Apalagi jika fetish itu sendiri sudah menggantikan relasi dengan pasangan.

Misalnya, seorang laki-laki sudah tidak peduli untuk berhubungan seksual dengan pasangannya lagi dan hanya mau melakukan masturbasi menggunakan celana dalam perempuan.

Apalagi jika sudah mengganggu fungi seksual seseorang sehari-hari, sebaiknya segera berkonsultasi ke ahlinya.

4. Tidak sama dengan penjahat kelamin

Seseorang yang memiliki fetish tidak sama dengan penjahat kelamin.

Tidak semua orang yang memiliki fetish akan berbuat kurang ajar atau mengganggu kok, Stylovers.

Ada juga orang-orang yang mempraktikkan fetish mereka sewajarnya bersama pasangan secara konsensual.

Jika begini, tentunya menjadi tidak masalah.

Jadi, jangan pernah melibatkan orang lain ke dalam fetish kamu tanpa persetujuan mereka, ya!

Baca Juga: Apa yang Dimaksud Fetish dalam Berhubungan Seks? Simak Agar Kamu Makin Lihai di Ranjang!

5. Boleh diajukan ke pasangan

Bagi Stylovers yang merasa memiliki fetish ringan, boleh saja lho coba mengajukannya ke pasangan!

Namun, enggak boleh memaksa, ya!

Kalau sudah cenderung memaksa dan merasa fetish harus dituruti, itu tandanya sudah perlu dikonsultasikan ke psikolog.

Nah, itu dia Stylovers fakta seputar fetish dalam hubungan seksual.

Selama masih dilakukan dengan wajar dan tidak memaksa, belum tentu kelainan atau gangguan kok, Stylovers! (*)

Baca Juga: Terlalu Liar, Inilah 5 Fantasi Seksual yang Nggak Wajar, Kamu Pernah Mengalaminya?