Menyambut hal tersebut, Kemenkes menegaskan komitmennya untuk terus berperan aktif dalammemperbaiki kesehatan anak-anak Indonesia. drg. Widyawati, M.K.M., Plt. Direktur PromosiKesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyatakan “Kami mengakui pentingnya upaya kolaboratif antara pemangku kepentingan dalammeningkatkan kesehatan anak-anak di Indonesia. Besar harapan kami kegiatan ini bisa menjadilangkah awal menuju aksi kolaborasi konkrit antara pemangku kepentingan dalam memecahkanmasalah kesehatan anak, termasuk stunting dan ancaman demam berdarah dengue, demi masadepan yang lebih baik bagi generasi mendatang. Kementerian Kesehatan mendukung langkah-langkah inovatif yang diambil dalam upaya mencapai tujuan kesehatan yang lebih baik bagi anak-anak Indonesia."
Hadir pula Ir. Aryana Satrya, M.M., Ph.D., selaku Ketua PKJS UI di kesempatan yang sama juga menegaskan komitmen PKJS-UI dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat.
"Kami sangat bangga dapat berkolaborasi dengan KemenPPPA, Kemenkes dan Takeda dalam menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi Indonesia. Melalui penelitian, pendidikan, dan keterlibatan masyarakat, kami berupaya mengembangkan strategi yang efektif untuk mengatasi masalah gizi buruk pada anak dan meningkatkan kesehatan dan perlindungan penyakit bagi anak secara keseluruhan di Indonesia," ujar Aryana.
Terkait dengan pencegahan demam berdarah dengue, Takeda sebagai perusahaan biofarmasiterkemuka yang berbasis penilitian dan pengembangan (R&D) menghadirkan pencegahan inovatifmelawan demam berdarah dengue melalui vaksinasi.
Takeda bertujuan untuk mencegah penyebaran demam berdarah dengue demi melindungi anak-anak Indonesia dari ancaman kesehatan yang serius ini serta membantu pemerintah dalam meraih target Nol Kematian Akibat Demam Berdarah Dengue Tahun 2030.
Andreas Gutknecht, General Manager Takeda mengatakan, "Takeda sebagai perusahaan inovatorbiofarmasi, berkomitmen untuk membantu mengatasi penyakit serius pada anak seperti leukimia atau penyakit langka seperti hemofilia. Kami bekerja keras untuk memastikan bahwa obat-obatan kami yang menyelamatkan nyawa dapat diakses oleh seluruh masyarakat baik melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) atau program akses pasien kami. Tentunya hal yang lebih baik dari mengobati penyakit adalah mencegahnya, dan kami amat bangga bahwa vaksin demam berdarah dengue kami dapat membantu para orang tua untuk melengkapi perlindungan keluarga mereka dari penyakit yang mengancam jiwa, yaitu demam berdarah dengue”.
Diskusi publik kolaboratif bertema “Mewujudkan Lingkungan yang Sehat dan Aman untuk Anak” ini dimulai dengan memetakan kesehatan anak.
Mulai dari stunting akibat gizi buruk sampai dengan angka kematian anak di bawah usia lima tahun di Indonesia serta prevalensi penyakit infeksi seperti diare, ISPA dan demam berdarah.
Selain itu, faktor-faktor yang menyebabkan masalah kesehatan anak juga dibahas, termasuk diantaranya sanitasi buruk, rendahnya pemahaman akan pentingnya kebersihan, keterpaparan asap rokok, serta akses terhadap air bersih dan keterbatasan fasilitas kesehatan.
Pemetaan ini dibedah lebih jauh dari berbagai aspek termasuk diantaranya program atauregulasi terkait kesehatan anak yang ada saat ini, kendala dalam pelaksanaan programnya, harapan kedepannya sampai dengan usulan kerjasama pemangku kepentingan dalam penanggulangan masalah kesehatan anak.