Stylo Indonesia - Ketiak basah bau asem makin parah, ini deretan makanan yang sebaiknya kamu hindari.
Yap, ada beberapa makanan yang ternyata menyebabkan ketiak basah bau asem bisa semakin parah.
Ketiak basah yang berbau asem disebabkan oleh keringat yang berlebihan dan interaksi bakteri dengan keringat di area ketiak.
Beberapa makanan dapat mempengaruhi tingkat keringat dan bau tubuh secara keseluruhan.
Berikut adalah beberapa makanan yang diketahui dapat meningkatkan produksi keringat dan berkontribusi pada bau ketiak yang asem:
1. Makanan pedas
Makanan pedas dapat meningkatkan suhu tubuh dan memicu produksi keringat yang lebih banyak.
2. Makanan berlemak tinggi
Makanan berlemak tinggi cenderung memperlambat pencernaan dan meningkatkan produksi keringat.
3. Makanan beraroma kuat
Makanan dengan aroma kuat seperti bawang, bawang putih, rempah-rempah, dan makanan laut tertentu dapat berkontribusi pada bau tubuh yang tidak sedap.
4. Makanan yang mengandung alkohol dan kafein
Baca Juga: Ketiak Basah Penyebab Bau Asem, Cukup Atasi dengan Bahan Alami Ini!
Konsumsi alkohol dan kafein dapat meningkatkan suhu tubuh dan memicu produksi keringat yang lebih banyak.
5. Makanan tinggi gula dan karbohidrat olahan
Konsumsi gula dan karbohidrat olahan dapat menyebabkan fluktuasi gula darah dan mempengaruhi produksi keringat.
Setiap orang memiliki respons tubuh yang berbeda terhadap makanan, dan tidak semua orang akan merasakan peningkatan produksi keringat atau bau ketiak setelah mengonsumsi makanan tertentu.
Namun, jika kamu mengalami ketiak basah dan bau asem yang berlebihan, mengurangi atau menghindari makanan-makanan di atas dalam diet dapat membantu mengatasi masalah tersebut.
Selain itu, menjaga kebersihan diri dengan mandi secara teratur, mengeringkan ketiak dengan baik setelah mandi, dan menggunakan deodoran atau antiperspiran yang sesuai dapat membantu mengurangi ketiak basah dan bau asem.
Jika ketiak basah dan bau asem terus berlanjut dan mengganggu aktivitas sehari-hari, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli kulit untuk penanganan lebih lanjut.
(*)
(Artikel ini dibuat dengan bantuan chat AI)