Keringat Berlebih Pada Ketiak Tak Kunjung Hilang, Sudah Coba Suntik Botox?

By Layla Ekrep, Kamis, 6 Juli 2023 | 17:45 WIB
Simak penjelasan suntik botox yang bantu atasi keringat berlebih pada ketiak. (freepik.com)

Stylo Indonesia - Halo Stylovers! Kamu tengah bermasalah dengan keringat berlebih pada ketiak?

Meski sudah melakukan berbagai cara, keringat berlebih pada ketiak tak kunjung hilang? 

Nah, kali ini Stylo sajikan informasi untuk atasi keringat berlebih pada ketiak dengan suntik botox, nih!

Bukan sembarangan, ternyata suntik botox juga ampuh untuk mengurangi keringat berlebih pada ketiak.

Sebelum mencoba suntik botox untuk menghilangkan keringat berlebih pada ketiak, simak dahulu penjelasan berikut ini, ya!

Baca Juga: Manfaat Suntik Botoks untuk Jerawat dan Keringat Menurut Ahli!

Suntik botox (botulinum toxin) dapat digunakan untuk mengatasi keringat berlebih pada ketiak yang kerap dikenal sebagai hiperhidrosis axillaris.

Ketika disuntikkan di sekitar area ketiak, kandungan pada botox dapat mengurangi produksi keringat secara signifikan.

Botox bekerja dengan menghambat sinyal saraf yang menyebabkan kelenjar keringat aktif secara berlebihan, sehingga dapat mengurangi produksi keringat.

Prosedur botox untuk mengurangi keringat berlebih atau yang disebut dengan hiperhidrosis biasanya dapat dilakukan di beberapa titik.

Baca Juga: Deodoran Enggak Mempan? Ini Cara Mengatasi Bau Ketiak dengan Daun Kemangi

Titik tersebut meliputi area sekitar ketiak ataupun di telapak tangan yang seringkali basah akibat keringat terus menerus.

Prosedur ini melibatkan injeksi botox ke dalam kulit oleh dokter atau tenaga profesional yang berpengalaman.

Efeknya biasanya bertahan selama beberapa bulan, dan kemudian jika diperlukan dilakukan suntikan ulang secara berkala sesuai kebutuhan.

Selain titik, takaran yang digunakan untuk wajah dan ketiak juga dibedakan sesuai dengan hasil konsultasi.

Penting untuk cek keadaan ketiak dengan dokter sebelum melakukan tindakan dan melakukan prosedur sesuai gender pasien di bawah pengawasan medis dan oleh profesional yang terlatih. (*)