Stylo Indonesia - Keputihan kerap terjadi dalam beragam bentuk, salah satunya adalah keputihan putih susu kental dan tidak berbau.
Karena tidak berbau, kadang kita bingung apakah keputihan putih susu kental ini berbahaya atau tidak.
Ada beberapa penyebab mengapa keputihan putih susu kental ini bisa terjadi.
Nah, kita perlu tahu nih, Stylovers, penyebab dan cara mengatasi keputihan putih susu kental ini.
Keputihan putih susu kental yang tidak berbau adalah kondisi keluarnya cairan berwarna putih, teksturnya kental seperti susu, dan tidak memiliki aroma yang tidak biasa atau tidak sedap.
Biasanya, keputihan jenis ini terjadi sebagai bagian normal dari siklus menstruasi dan tidak menimbulkan gejala yang mengganggu seperti gatal, perih, atau bau yang tidak sedap.
Penyebab Keputihan Putih Susu Kental yang Tidak Berbau:
Siklus Menstruasi: Saat menjelang dan setelah ovulasi, produksi estrogen meningkat dan dapat menyebabkan peningkatan keputihan yang lebih kental dan berwarna putih susu.
Kehamilan: Selama kehamilan, perubahan hormon yang terjadi dapat menyebabkan perubahan dalam keputihan.
Keputihan putih susu kental yang tidak berbau adalah kondisi yang umum terjadi selama kehamilan.
Baca Juga: Apakah Daun Sirih Bisa Mengobati Keputihan? Ketahui Faktanya!
Kebersihan Vagina: Keputihan putih susu kental dapat disebabkan oleh kelenjar-kelenjar dalam vagina yang memproduksi cairan untuk menjaga kelembapan dan menjaga kesehatan organ intim.
Keputihan ini adalah respons alami tubuh terhadap menjaga keseimbangan pH vagina.
Infeksi Jamur: Meskipun keputihan putih susu kental yang tidak berbau biasanya bukan tanda infeksi jamur, namun infeksi jamur seperti kandidiasis vaginalis dapat menyebabkan keputihan yang mirip.
Jika terdapat gejala seperti gatal, iritasi, atau perubahan aroma, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter.
Cara mengatasi keputihan putih susu kental yang tidak berbau:
1. Jaga kebersihan area vagina dengan rajin mencuci bagian luar vagina menggunakan air hangat dan sabun yang lembut.
Hindari penggunaan sabun yang keras atau pewangi yang dapat mengganggu keseimbangan pH vagina.
2. Gunakan pakaian dalam yang terbuat dari bahan yang menyerap keringat seperti katun, yang dapat membantu menjaga kebersihan dan sirkulasi udara di area vagina.
3. Hindari penggunaan produk pembersih vagina yang beraroma atau mengandung bahan kimia yang keras.
Produk semacam itu dapat mengganggu keseimbangan alami vagina dan menyebabkan iritasi.
Baca Juga: Wajib Tahu, Ini Perbedaan Keputihan Tanda Hamil atau Menstruasi!
4. Jaga pola makan yang sehat dan seimbang dengan mengonsumsi makanan bergizi, terutama makanan yang kaya akan vitamin C dan probiotik.
Ini dapat membantu menjaga keseimbangan flora vagina yang sehat.
5. Hindari penggunaan pembalut atau pantyliner yang terlalu ketat atau terbuat dari bahan yang tidak menyerap keringat dengan baik.
Ganti pembalut secara teratur untuk menjaga kebersihan.
6. Jangan melakukan douching atau mencuci vagina secara berlebihan.
Hal ini dapat mengganggu keseimbangan alami vagina dan menyebabkan iritasi.
Jika terdapat kekhawatiran atau gejala yang tidak biasa, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan evaluasi lebih lanjut dan penanganan medis yang tepat. (*)
#SemuaBisaCantik