Stylo Indonesia - Memiliki tubuh yang ideal dan sehat adalah impian semua orang, baik perempuan maupun laki-laki. Banyak cara dilakukan untuk meraih mimpi tersebut, salah satunya dengan rutin menggunakan produk perawatan diri (personal care).
Saat ini, semakin banyak produk personal care yang dihadirkan berbagai brand dari dalam dan luar negeri. Namun, tidak semua produk aman untuk digunakan karena sering kali mengandung bahan kimia yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan.
Salah satu dampak buruk bahan kimia yang terkandung dalam produk personal care adalah ketidakseimbangan hormon. Melansir Healthline, ketidakseimbangan hormon adalah kondisi saat tubuh memproduksi hormon tertentu terlalu banyak atau terlalu sedikit.
Sebagai informasi, hormon merupakan senyawa biokimia dalam tubuh yang berperan sebagai pembawa pesan untuk mengontrol fungsi jaringan dan organ tubuh.
Oleh karena itu, ketidakseimbangan hormon akan menyebabkan berbagai masalah kesehatan, mulai dari gangguan tidur, mudah lelah, berjerawat, perubahan nafsu makan, mood swing, sakit kepala, siklus menstruasi tidak teratur, hingga penurunan gairah seks.
Bahan kimia berbahaya
Ketidakseimbangan hormon (hormonal imbalance) dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Dalam kasus penggunaan produk personal care, gangguan kesehatan ini merupakan dampak dari bahan kimia seperti paraben dan ftalat.
Paraben adalah jenis pengawet yang jamak ditemukan pada produk personal care. Fungsinya untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan mikroorganisme lain agar produk bertahan lama.
Namun, penggunaan produk personal care yang mengandung paraben dalam waktu lama justru dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon, salah satunya hormon estrogen. Kondisi tersebut akan meningkatkan risiko kanker payudara.
Bahan kimia lainnya pada produk personal care yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon adalah ftalat (phthalates). Bahan kimia ini digunakan secara luas untuk produk seperti plastik, mainan anak, kosmetik, dan obat-obatan.
Ftalat dikategorikan sebagai endocrine disrupting chemicals karena dapat mengubah proses produksi hormon dalam tubuh ketika masuk ke aliran darah.