Songket dengan dominasi warna gold dipadankan secara apik dengan Ulos warna monokrom.
Kain Ulos dan Songket dikombinasikan pula dengan tenun ATBM kreasi Tenun Gaya yaitu motif full-bintik untuk diaplikasikan dalam atasan berupa modifikasi kebaya dan blus dengan siluet A-line dan detail draperi serta dipadukan celana, rok, dan kain yang mewujudkan gaya busana kontemporer.
Rumbai benang emas dari Songket sutera dikreasikan sebagai ornamen.
Sejak awal berdiri tahun 2000, Tenun Gaya telah berkomitmen mengupayakan pelestarian dan pengembangan wastra Nusantara sebagai inspirasi dari produk tenun ATBM Tenun Gaya.
Selain itu, Tenun Gaya berupaya memberdayakan kaum perempuan yang tinggal di sekitar workshop Tenun Gaya di Sukabumi, Jawa Barat.
Dengan memberikan ketrampilan tangan seperti menenun, mereka menjadi produktif sehingga punya penghasilan untuk menambah perekonomian keluarganya.
Hal ini sejalan dengan konsep sustainability yang menjadi highlight perhelatan SPOTLIGHT Indonesia
“Wastra Nusantara yang diaplikasikan menjadi busana ready-to-wear kontemporer sangat potensial untuk bersaing di pasar global karena memiliki keunikan yang tidak dipunya oleh negara lain. Sebagai bentuk komitmen untuk turut mengembangkan wastra Nusantara, Tenun Gaya mendukung sejumlah desainer untuk menampilkan karya dengan menggunakan wastra Nusantara dikombinasikan dengan tenun ATBM dari Tenun Gaya,” jelas desainer Wignyo Rahadi.
(*)