Stylo Indonesia - Hai Stylovers! Kali ini Stylo Indonesia akan kembali membagikan salah satu cerita mengenai perjalanan Jurnal Kulit Sensitif.
Jurnal Kulit Sensitif berisikan cerita inspiratif mengenai pengalaman dalam menghadapi permasalahan kulit sensitif, mulai dari penyebab hingga cara mengatasinya.
Cerita Jurnal Kulit Sensitif ke-10 datang dari Monica yang menyadari akan arti penting konsultasi dengan ahli ketimbang self-diagnose untuk mengatasi kulit sensitif.
Yuk, baca langsung cerita Jurnal Kulit Sensitif dari Monica mengenai perjalanannya dalam mengatasi kulit sensitif!
Monica mengaku bahwa awal mula Ia mulai mengalami gejala kulit sensitif yaitu pada tahun 2017, saat Ia mulai menjalani masa kuliah merantau di luar kota.
Gejala yang dirasakan berupa kulit terasa panas, gatal-gatal, dan apabila terkena sinar atau panas matahari akan muncul kemerahan hingga ruam merah.
Hal ini jelas sempat menjadi tanda tanya bagi Monica, serta gejala kulit sensitif yang dialami juga sempat membuat aktivitas kuliah jadi terganggu.
Parahnya lagi, gejala yang dirasakan enggak hanya di sekitar kulit wajah saja, namun ternyata di seluruh badan.
Monica sempat menduga penyebab kulit sensitif ini yaitu udara dan debu karena adaptasi kulit di lingkungan serta daerah yang baru.
Penyebab lainnya juga peralihan makanan dan minuman yang dikonsumsi dikonsumsi seperti daging dan susu.
Pertolongan pertama yang dilakukan Monica dalam mengatasi gejala kulit sensitif dengan berkonsultasi langsung ke SPKK atau meminum obat guna meredakan gejala kulit sensitif seperti gatal-gatal parah.
Saat konsultasi dengan SPKK terkait masalah kulit sensitif di wajah dan seluruh badan, Ia akhirnya diberi tahu akan beberapa hal kenapa terjadi gejala kulit sensitif.
Gejala pada kulit wajah disebabkan karena kandungan skincare sebelumnya tidak cocok digunakan.
Mulanya, Monica mendiagnosa kulit wajahnya termasuk tipe acne prone skin.
Namun, setelah berkonsultasi dengan ahli dan ditelaah secara langsung, ternyata Monica memiliki tipe kulit yang termasuk ke tipe sensitive skin.
Hal ini juga ditandai dengan kulitnya yang ketika terkena sinar matahari atau panas matahari pasti langsung jadi merah.
Kulit wajahnya juga diklaim memiliki lapisan yang tipis dikarenakan kandungan skincare yang pernah digunakan sebelumnya tidak sesuai dengan jenis kulit.
Jadi diagnosa dokter bisa menjadi acuan untuk ke depannya dalam menggunakan dan memilih produk skincare atau bodycare yang tepat sesuai dengan jenis kulit bagi Monica.
#Perawatan Kulit Sensitif
Guna merawat kulit wajah, Monica mengungkapkan bahwa Ia biasanya pakai menghindari bahan-bahan aktif dan menggunakan skincare secukupnya, karena trauma pernah over exfoliating.
Kalau kulit badan, biasanya Ia akan memilih bodycare khusus hydrating, karena saat ke SPKK disarankan untuk tidak menggunakan sabun-sabun OTC (On The Counter) karna kulitnya yang termasuk tipe sangat sensitif.
Monica juga disarankan menggunakan sabun bayi untuk mandi, atau opsi lainnya cari bodycare yang memiliki bahan alami.
Hal ini juga berlaku pabila membeli produk perawatan kulit badan lainnya seperti lotion, Monica akan pilih yang sifatnya lebih hydrating buat kulit sensitif yang Ia miliki.
Saat ini, rutinitas merawat kulit yang Ia lakukan yaitu double cleansing, face wash, krim pagi atau malam pagi; minim skincare jauh lebih baik untuk kulitnya.
Monica menuturkan bahwa Ia sempat sedih bahkan mengalami stres, insecure yang berlebihan, hingga kadang ada momen enggak mau ketemu banyak orang saat gejala kulit sensitif yang Ia alami muncul.
Namun, seiring berjalannya waktu, Ia akhirnya juga menemukan cara mengatasi hal ini dengan merawat diri serta percaya akan proses yang dijalani dengan sabar.
Enggak ada yang instan, semuanya mungkin butuh waktu dan effort lebih.
Langkah awalnya bisa di mulai dari menerima kekurangan yang ada di diri kita sendiri dan pasang mindset "kulitnya yang sensitif tuh bukan cuma aku doang, tapi ada juga orang-orang yang memiliki permasalahan serupa."
Selain itu, penting juga untuk berkonsultasi dengan ahli daripada self-diagnose, ya!
Itu dia kisah mengenai Jurnal Kulit Sensitif dari Monica Lestari.
Jangan lupa untuk terus menantikan Jurnal Kulit Sensitif dari para Stylovers yang juga merupakan salah satu aksi nyata Stylo Indonesia dalam menyuarakan #StopBeautyShaming dan #SemuaBisaCantik.
Nah, bagi Stylovers yang juga ingin berbagi cerita mengenai perjuangan mengatasi kulit sensitif dan ingin menularkan semangat positif kepada Stylovers yang berjuang mengatasi kulit sensitif lainnya, kamu boleh mengirimkan email ke stylo@gridnetwork.id atau DM ke Instagram @stylo.indonesia, ya.
Semangat ya untuk semua pejuang kulit sensitif! Stylo Indonesia selalu bersama kamu dan siap mendampingi kamu! (*)