Stylo Indonesia - Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh pernah hampir kena bogem mentah dari Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Gegara pengusaha yang satu ini, momen perkekelahian itu hampir terjadi.
Kisah perkelahian antara Luhut Binsar dan Surya Paloh sempat muncul dari politikus senior PDI Perjuangan Panda Nababan.
Walaupun pertikaian itu berhasil dicegah, Panda ingin menunjukkan adanya konflik yang muncul di antara kedua tokoh yang dekat dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Panda menguraikan cerita itu bukan mengada-ada. Orang dekat Megawati Soekarnoputri ini menuliskan konflik Luhut Binsar dan Surya Paloh dalam buku berjudul 'Panda Nababan Lahir Sebagai Petarung: Sebuah Otobiografi, Buku Dua: Dalam Pusaran Kekuasaan'. Dalam salah satu ceritan, Panda menyebutkan, Luhut nyaris melayangkan bogem ke Surya Paloh gegara pengusaha ini.
Panda yang memulai karir politiknya sebagai wartawan ini bukan cuma satu kali menyinggung pertikaian di antara Luhut dan Surya Paloh. Setelah mendapatkan informasi bentrok fisik yang nyaris terjadi itu, Panda melakukan konfirmasi kepada kedua politikus yang mengawali karir sebagai kader Partai Golkar itu.
Dalam salah satu bab berjudul "Informan Jokowi", Panda menguraikan pertikaian yang terjadi antara Luhut dan Surya Paloh. Bogem Luhut yang nyaris melayang ke Surya Paloh terjadi pada saat menjelang Munas Golkar yang digelar tahun 2014.
Panda menuliskan cerita ketegangan di antara Luhut dan Surya Paloh dalam buku karyanya. "Ketika Jokowi belum lagi genap dua bulan sebagai presiden di periode pertamanya, misalnya, saya informasikan mengenai konflik yang terjadi antara Luhut B. Panjaitan dan Surya Paloh, menjelang Munas Golkar tahun 2014. Partai Golkar ketika itu memang sedang kisruh karena terjadi polarisasi terkait akan diadakannya pemilihan ketua umum baru."
Seorang kawan Panda telah memberikan informasi konflik antara menteri yang berjulukan segala urusan itu dan pemilik stasiun televisi nasional. Berangkat dari informasi itu, Panda menyebutkan, dia sudah melakukan konfirmasi terkait bogem yang nyaris melayang tersebut kepada Luhut dan Surya Paloh.
Panda melanjutkan cerita konflik tingkat tinggi itu dalam bukunya, "Menurut kawan saya, Luhut dan Surya bahkan sempat akan berkelahi secara fisik di Hotel Borobudur, Jakarta."
Ternyata Luhur Binsar Pandjaitan nyaris melayangkan bogem kepada Surya Paloh terjadi gegara pengusaha ini. Panda menyebutkan, pengusaha Tomy Winata saat itu menjadi saksinya. Sebab, Tomy Winatalah yang kala itu mempertemukan Luhut dan Surya Paloh untuk menjadi penengah. Panda juga menceritkan, dia sudah mengkonfirmasi cerita konflik ini secara langsung kepada Tomy Winata.
Dari hasil konfirmasi kepada Tomy Winata itu, Panda menuliskan hasilnya. Dia memberikan kutipan ulang atas peristiwa perkelahian yang nyaris meledak di hotel milik Tomy Winata tersebut.
"Aduh, Pak Panda, maksud saya sebenarnya baik, saya mau mempertemukan mereka karena keduanya kan sama-sama teman. Tapi saya tidak menyangka keduanya malah jadi ribut. Menyesal juga saya," tulis Panda.
Usai mendapatkan cerita Tomy Winata, Panda pun menjumpai Surya Paloh. Surya Paloh menuturkan kepada Panda bahwa peristiwa itu hanya membuatnya malu. Panda mengatakan saat itu meminta Surya Paloh untuk tak malu, karena perbedaan pendapat merupakan hal wajar.
Ujung-ujungnya, Surya Paloh mau buka suara. Panda mengatakan Surya Paloh sebagai orang yang dibesarkan oleh Golkar kala itu mengaku merasa masih memiliki tanggung jawab saat internal Golkar bermasalah. Hal itulah yang memicu Luhut, yang merupakan kader Golkar, berang ke Surya Paloh.
Tanpa ingin cuma mendapat informasi dari satu pihak, Panda pun mendatangi Luhut Binsar. Saat itu, cerita Panda, Luhut menyangka Surya Paloh mengadu mengenai pertikaian keduanya itu. Panda pun saat itu langsung tegas membantah.
Luhut Binsar bercerita kepada Panda mulanya hanya mengingatkan Surya Paloh untuk tidak lagi cawe-cawe dengan urusan Golkar. Tetapi, menurut Luhut, Surya Paloh kala itu tetap berkeras.
"Tapi, dia keras kepala, Pan. Padahal, apa pun alasannya, apa pun pembenarannya, dia enggak ada urusan lagi sama Golkar," begitu kata Luhut saat itu yang ditulis ulang oleh Panda.Usai memperoleh informasi dari kedua belah pihak, Panda lantas menceritakan kembali perihal konflik Luhut dengan Surya Paloh ke Presiden Joko Widodo (Jokowi). Panda mengaku merasa memiliki tanggung jawab moral untuk menyampaikan perihal konflik dua orang itu ke Jokowi. Sebab, baik Luhut maupun Surya Paloh adalah tokoh-tokoh yang nantinya kerap berhubungan dengan Presiden.
"Jadi, bagus juga Presiden Jokowi mengetahui apa yang terjadi atas beberapa kelakuan 'teman baru' dalam perpolitikan tingkat tinggi ini," kata Panda dalam bukunya.
Pengusaha yang disebut nyaris membuat Luhut Binsar melayangkan bogem mentah ke Surya Paloh bukanlah sosok sembarangan. Dia adalah Tomy Winata.
Sebetulnya, berdasarkan cerita Panda. Niat Tomy Winata baik. Dia yang berteman baik dengan Luhut Binsar dan Surya Paloh tak ingin ada konflik di antara sahabatnya. Namun, upaya Tomy Winata malah berujung ketegangan.
Foto sosok Tomy Winata dicari-cari. Maklum, Tomy Winata kondang sebagai seorang pengusaha yang disegani di Indonesia dengan banyak bisnis yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Dia memiliki berbagai bisnis mulai dari bisnis properti, perbankan, perkebunan, hingga infrastruktur.
Ternyata siapa sangka, bos dengan 830.000 pegawai tersebut mengawali karirnya menjadi seorang kuli bangunan. Pria yang lahir dengan nama Oe Suat Hong ini sudah menjadi yatim piatu sejak kecil.
Ketika masih remaja, Tomy membuat keputusan besar dalam hidupnya, yaitu pindah dari Jakarta ke Kalimantan. Diketahui, dia merantau bermodalkan 3 pasang baju dan uang Rp30.000.
Usai menjadi kuli bangunan, Tomy mencoba peruntungannya dengan menjalin bisnis bersama militer Indonesia, hal ini tentunya tidak mudah mengingat hubungan etnis tionghoa dan kalangan militer masih belum baik.
Tetapi, keyakinannya untuk berurusan dengan militer Indonesia membawanya kepada kesuksesan. Hal ini membuatnya mulai bertekad untuk menjadi pengusaha yang sukses. Setelah merasa cukup dengan pengalaman yang dia miliki, Tomy memutuskan untuk menjadi seorang investor. Awalnya dia berinvestasi pada sebuah proyek di Papua, namun sayang sekali proyek tersebut gagal.
Tomy yang tidak kenal dengan kata menyerah mencoba lagi untuk menjadi investor di sebuah proyek di Kalimantan Barat. Sayangnya usaha tersebut kembali gagal. Kemudian, dia juga mencoba peruntungan di wilayah Nusa Tenggara Timur dan Jakarta, namun sayang sekali usaha tersebut gagal dan bangkrut.
Kegigihan yang ia miliki membuahkan hasil. Terhitung dalam kurun waktu 10 tahun. dia bisa membangun bisnis dan mengembangkannya hingga tersebar di seluruh Indonesia. Total perusahaan yang dia miliki sebanyak 16 perusahaan dengan berbagai macam sektor mulai dari properti, perdagangan, kosntruksi, perhotelan, perbankan hingga industri telekomunikasi.
Tomy diketahui mengelola usaha pariwisata dan resor di Pulau Perantara dan Pulau Matahari yang masuk dalam kawasan wisata Pulau Seribu. Dia juga memiliki Pulau Bule di Lampung yang menjadi kawasan pribadi bagi dirinya.
Beberapa waktu lalu, salah satu unit usaha Tomy Winata, Bank Artha Graha memberikan sponsor dalam gelaran ajang balap mobil listrik Formula E yang digelar di Jakarta International E-Prix Circuit, Ancol, Jakarta Utara, 4 Juni lalu. (*) Cece/Stylo
Artikel ini telah tayang di fotokita.id dengan judul "Ternyata Luhut Binsar Nyaris Bogem Surya Paloh Gegara Pengusaha Ini, Foto Sosoknya Dicari-cari" Penulis: Bayu Dwi Mardana Kusuma