"Biasanya berupa ruam teriritasi yang muncul berjam-jam hingga berhari-hari setelah terpapar sinar matahari langsung," jelasnya.
Menurutnya, dokter spesialis kulit harus melakukan pemeriksaan langsung untuk menentukan sebuah penyakit dan tidak menutup kemungkinan diperlukan juga pemeriksaan khusus untuk menegakkan diagnosis.
Oleh sebab itu, penegakan diagnosis sebaiknya dilakukan langsung oleh dokter kulit yang memeriksa berdasarkan pengambilan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan khusus lainnya.
Untuk mengurangi efek PMLE, American Academy of Dermatology (AAD) merekomendasikan untuk mencari tempat teduh dan menggunakan sunscreen.
"Jika bisa hindari sinar matahari saat paling kuat di tengah hari," tambah dr. Arini.
Para ahli merekomendasikan untuk menggunakan sunscreen dengan SPF 50 dan broad spectrum, artinya dapat menghalangi sinar UVA dan UVB, tahan air, dan perlu dioleskan kembali setiap 2 jam.
Selain itu, AAD juga menyarankan untuk menutupi kulit dari paparan sinar matahari langsung.
Salah satunya adalah dengan menggunakan pakaian dengan pemilihan bahan tertentu.
Baca Juga: 6 Gejala Alergi Kosmetik dan Cara Mengatasinya, Gak Perlu Panik!
Pertimbangkan untuk mengenakan pakaian yang dirancang khusus untuk memberikan perlindungan dari sinar matahari.
Stylovers bisa mencari pakaian yang diberi label Ultraviolet Protection Factor (UPF) 40 hingga 50.
Ikuti petunjuk perawatan pada label pakaian yang memblokir UV untuk mempertahankan fitur pelindungnya.
Lalu, Stylovers juga bisa mengenakan baju dan celana lengan panjang, kacamata hitam dengan perlindungan UV, topi bertepi lebar yang menutupi kepala, leher, dan telinga, hingga sepatu yang menutupi seluruh kaki.
Nah, itu dia Stylovers penjelasan mengenai gejala alergi sinar matahari dan cara mencegahnya menurut dokter kulit. Apakah kamu pernah mengalaminya? (*)
#SemuaBisaCantik