Jemalin mengatakan bahwa kopinya merupakan kopi organik yang tidak menggunakan bahan kimia dalam perkebunannya.
"Lahan kita organik dan itu jadi syarat utama bisa masuk ke Jepang. Karena negara Jepang memprotect masyarakatnya tidak boleh memakai makanan yang mengandung kimia. Kopi kami bebas dari isoprokap, karbaril dan glifosat dan itu adalah syarat utama masuk ke Jepang," tutur Jemalin.
Lebih lanjut Jemalin menambahkan kalau ekspor Kopi sudah lolos ke Jepang, maka akan mudah masuk ke negara lain.
"Karena di dunia (ekspor kopi), Jepang yang paling ketat memproteksi negaranya dari hal-hal berbau non organik. Kalau kita udah lolos di Jepang, maka untuk masuk di negara lain lebih mudah," tambahnya.
Selain itu, tentu harus ada hasil laboratorium yang menyebutkan kalau kopi tersebut bebas dari bahan kimia.
"Syaratnya harus ada hasil laboratorium kalau kopi kita bebas bahan kimia," ujar Jemalin.
Membina Petani Kopi
Meski Jemalin merupakan seorang petani, namun ia pun juga membina para petani lainnya.
"Melibatkan petani binaan ada 21 anggota. Kopinya juga kita tampung dengan syarat tidak memakai pupuk atau penyemprotan herbisida," tutur Jemalin.
Hasil kopi dari petani binaan tersebut pun diterima dengan harga yang lebih tinggi.