Awal mula bisnis bersama Kaesang Pangarep, Ari dan Kaesang Pangarep mencoba berbagai cara untuk menghasilkan produk kuliner yang disukai lidah orang Indonesia.
"Kita coba dari bulan Juni-Juli 2017, pisangnya sempat berubah jadi warna hitam, gosong. Sampai bulan September 2017 akhirnya jadi nugget tapi kayak sendal jepit," katanya.
Dari situ, Kaesang Pangarep berpikir jalan satu-satunya adalah keliling melihat sekitar, bangun relasi dengan tukang pisang, research, survei, dan men-develop-nya.
Tempat yang pertama dikunjungi Ari dan Kaesang Pangarep adalah rumah ibunya di Makassar.
Di tangan ibunya, pisang yang selama ini gagal, berhasil dalam semalam.
"Saya sadar, ternyata selama ini saya usaha belum minta restu sama ibu saya.
Sama ibu saya dalam semalam jadi pisang itu, bagus," ungkapnya.
Kemudian, resep ibunya diolah lagi hingga menjadi resep pisang andalan Sang Pisang.
Ari dan Kaesang Pangarep akhirnya patungan modal masing-masing Rp 15 juta untuk membangun booth pertama di Cempaka Mas.
"November 2017 kami launching toko pertama di Cempaka Mas.
Orang antre panjang, 300 box abis dalam 1 jam.Karena permintaan tinggi, kami tambah 4 cabang.
Akhirnya saya tambah karyawan, sosmednya kami kembangkan pakai tenaga ahli, mulai bangun customer base, dan bikin kantor kecil-kecilan," cerita Ari.