Seperti yang kita tahu bahwa banyak skincare abal-abal dibuat dengan menggunakan tambahan kandungan merkuri, hydroquinone, hingga steroid yang tidak jelas presentase penggunaannya.
Adapun yang pertama adalah kandungan hydroquinone yang terdapat pada skincare abal-abal bisa menyebabkan efek yang serius bila kandungannya terlalu tinggi.
Efeknya yang bisa terjadi adalah masalah iritasi yang ditandai dengan gejala wajah kemerahan, perih, hingga gatal.
Kemudian ada pula eritema, yakni kemerahan pada wajah, terutama apabila terkena sinar matahari, serta ada leukoderma atau depigmentasi confetti like, yang ditandai dengan bercak putih pada kulit dengan pola menyerupai confetti dan okronosis eksogen.
“Pada penggunaan jangka panjang didapatkan bahwa bisa memicu munculnya leukoderma atau depigmentasi confetti like (bercak putih pada kulit dengan pola menyerupai confetti) dan okronosis eksogen dimana terjadi perubahan warna kulit menjadi biru kehitaman. Pigmen yang muncul ini sulit sekali dihilangkan, tidak dapat menggunakan krim biasa.” ujar dr. Arini Wibowo.
Kemudian beralih ke kandungan merkuri, di mana efek yang ditimbulkan adalah terkadang kerap kali kulit akan terasa kasar, kering dan gatal saat mengoleskan produk yang mengandung merkuri.
Tidak hanya itu saja, efek dari merkuri ini juga bisa merujuk pada rasa lelah, lemas, atau nyeri otot di tubuh, dan pada beberapa orang dapat terasa rasa logam di dalam mulut.
Bagi yang penasaran, berikut ini adalah tanda-tanda serta gejala seseorang mengalami keracunan merkuri.
Baca Juga: Pakai Skincare Abal-abal Bikin Cepat Putih, Kenapa Bisa Gitu?
- Irritable/ mudah marah
- Sakit kepala
- Lemas
- Tremor
- Perubahan dalam penglihatan atau pendengaran
- Masalah memori
- Depresi
- Mati rasa dan kesemutan di tangan, kaki atau di sekitar mulut
Efek lain dari merkuri juga bisa menyebabkan sindrom nefrotik, penurunan output ginjal, gagal ginjal, dan efek kesehatan yang parah lainnya, mempengaruhi berbagai bagian saraf, pencernaan, sistem kekebalan tubuh, dan organ, seperti paru-paru, ginjal, kulit dan mata.
Selain itu, dr. Arini Wibowo juga menjelaskan bahwa keparahan yang terjadi pada seseorang yang menggunakan skincare abal-abal tergantung dari berbagai faktor pajanan seperti tingkat konsentrasi merkuri dalam produk, senyawa produk yang mempengaruhi kelarutan, karakteristik kulit, waktu lama terpajan dan lain-lain.
“Semua mempengaruhi distribusi merkuri dalam tubuh. Jadi, gejala keracunan merkuri tidak mengikuti pola standar yang sama menimbulkan tantangan tambahan untuk mendiagnosis.” jelasnya.
Terakhir adalah kandungan steroid yang juga muncul pada kandungan skincare abal-abal, walau sebenarnya steroid bisa dikategorikan aman bila penggunaannya benar-benar dalam pengawasan dokter.
“Pada penggunaan steroid, dapat menurunkan kekebalan tubuh sehingga meningkatkan risiko infeksi. Dalam jangka Panjang steroid dapat membuat atrofi kulit (penipisan kulit), stretch marks, hipertrichosis (berbulu), dan lain-lain” tambah dr. Arini Wibowo.
Jadi gimana Stylovers? Masih nekat untuk menggunakan skincare abal-abal? (*)