Terdapat beberapa tanda atau gejala dari keracunan merkuri yang wajib untuk kamu ketahui,
- Irritable/ mudah marah
- Sakit kepala
- Lemas
- Tremor
- Perubahan dalam penglihatan atau pendengaran
- Masalah memori
- Depresi
- Mati rasa dan kesemutan di tangan, kaki atau di sekitar mulut
Pada penggunaan steroid, dapat menurunkan kekebalan tubuh sehingga meningkatkan risiko infeksi.
Dalam jangka panjang. steroid dapat membuat atrofi kulit (penipisan kulit), stretch marks, hypertrichosis (berbulu), dan lain-lain.
Kemudian ada pula hydroquinone yang juga memiliki efek samping seperti membuat kulit iritasi seperti merah, perih, dan juga gatal.
Selain itu, penggunaan jangka panjang didapatkan bahwa bisa memicu munculnya leukoderma atau depigmentasi confetti like (bercak putih pada kulit dengan pola menyerupai confetti) dan okronosis eksogen dimana terjadi perubahan warna kulit menjadi biru kehitaman.
“Pigmen yang muncul ini sulit sekali dihilangkan, tidak dapat menggunakan krim biasa.
Selain itu ada kekhawatiran akibat adanya penelitian pada hewan yang menunjukan hydroquinone dapat bersifat karsinogenik apabila dikonsumsi. Akan tetapi hal ini belum terbukti pada manusia, apalagi penggunaannya dioles, bukan dikonsumsi, oleh karena itu dapat digunakan di bawah pengawasan dokter dengan dosis yang terkontrol. “ tambahnya.
Baca Juga: Mengenal Kandungan Hydroquinone Pada Skincare Abal-abal, Gak Habis Pikir!
Toksisitas merkuri anorganik seperti mercurous chloride, mercuric chloride, dan mercuric oxide dapat menyebabkan sindrom nefrotik, penurunan output ginjal, gagal ginjal, dan efek kesehatan yang parah lainnya, mempengaruhi berbagai bagian saraf, pencernaan, sistem kekebalan tubuh, dan organ, seperti paru-paru, ginjal, kulit dan mata.
Tentunya, efek samping dari penggunaan merkuri tersebut bisa tergantung seberapa tinggi kandungan yang terdapat di dalamnya.
Alhasil, seringkali pastinya setiap orang akan mengalami gejala atau pola yang berbeda, meski sama-sama menggunakan skincare abal-abal yang mengandung merkuri.
“Keparahan bergantung berbagai faktor pajanan seperti tingkat konsentrasi merkuri dalam produk, senyawa produk yang mempengaruhi kelarutan, karakteristik kulit, waktu lama terpajan dan lain-lain, semua mempengaruhi distribusi merkuri dalam tubuh. Jadi, gejala keracunan merkuri tidak mengikuti pola standar yang sama menimbulkan tantangan tambahan untuk mendiagnosis.” ujar dr. Arini Widodo.
Jadi gimana, masih mau nekat pakai skincare abal-abal, Stylovers? Karena pasti kamu akan menyesal, niat hati mau glowing, malah bikin pusing! (*)